Jogja
Kamis, 9 Juni 2016 - 01:40 WIB

PENCEMARAN LINGKUNGAN BANTUL : Bupati Instruksikan BLH Segera Cek Limbah Madukismo

Redaksi Solopos.com  /  Sumadiyono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Warga Desa Guwosari memprotes pembuangan limbah pabrik ke Sungai Bedog yang menyebabkan pencemaran ekosistem sungai, Minggu (5/6/2016). (Bhekti Suryani/JIBI/Harian Jogja)

Dalam dua pekan terakhir terjadi kasus kematian ratusan ikan-ikan di aliran Sungai Bedog.

Harianjogja.com, BANTUL – Bupati Bantul, Suharsono menginstruksikan Badan Lingkungan Hidup setempat mengecek kualitas limbah pabrik gula yang dialirkan ke Sungai Bedog menyusul matinya ratusan ikan di aliran sungai itu.

Advertisement

“Saya perintahkan BLH (Badan Lingkungan Hidup) untuk cek limbah untuk tahu kebenarannya apakah betul-betul mencemarkan lingkungan, karena saya tidak mau hanya katanya saja tanpa ada bukti,” katanya saat dikonfirmasi usai mengikuti rapat di DPRD Bantul seperti dikutip Antara, Rabu (8/6/2016).

Bupati membenarkan dalam dua pekan terakhir terjadi kasus kematian ratusan ikan-ikan di aliran Sungai Bedog di wilayah Pajangan dan sebagian Pandak, yang diduga warga karena air sungai tercemar limbah dari pabrik gula Madukismo dan pabrik spiritus di Kasihan.

Selain disebut warga mencemari air sungai hingga mengakibatkan ratusan ikan mati, limbah cair dari pabrik gula dan spritus yang dibuang di aliran sungai itu juga mencemari air sumur milik warga setempat, sehingga menjadi tidak layak konsumsi.

Advertisement

“Makanya kebenarannya bagaimana apakah betul-betul mencermarkan air untuk konsumsi makan dan minum coba di cek. Jadi kita tidak hanya dari suara orang saja, kalau betul itu pencemaran maka harus sesuai dengan prosedur jangan sampai terjadi seperti itu,” katanya.

Apalagi menurut dia, pabrik gula dan spritus yang beroperasi di wilayah Kasihan ini merupakan pabrik besar yang sudah lama beroperasi, dan menurutnya kalau memang ada pencemaran dari limbah pabrik itu sudah ada protes dari warga sejak dulu.

“Namun saran saya kalau pengaruhi air supaya dibuatkan IPAL dengan jaringan sendiri supaya tidak ke sungai. Pabrik sudah lama kok nggak kemarin diprotes, namun saya perlu ambil langkah dan dari BLH saya suruh cek limbah, koordinasi yang baik bagaimana,” katanya.

Advertisement

Bupati juga mengatakan, pemeritah daerah sejauh ini belum ada rencana menghentikan sementara operasional pabrik gula dan spritus di Kasihan, sebelum diketahui kebenarannya dan dilakukan penyelidikan oleh instansi terkait kasus matinya ratusan ikan di sungai itu.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif