Jogja
Kamis, 9 Juni 2016 - 10:19 WIB

GELOMBANG TINGGI PANTAI SELATAN : Kurangi Resiko Abrasi, Warga Glagah Bangun Pagar Bambu

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Salah satu titik talut yang dibangun warga di tepi laguna Pantai Glagah dengan harapan mengurangi resiko abrasi akibat gelombang tinggi, Kamis (9/6/2016). (Rima Sekarani I.N/JIBI/Harian Jogja)

Gelombang tinggi pantai selatan disikapi warga di Pantai Glagah dengan membangun talut dari bambu

Harianjogja.com, KULONPROGO-Gelombang tinggi yang terjadi di pesisir selatan mengancam lapak dan warung-warung pedagang yang ada di kawasan Pantai Glagah, Kulonprogo. Sejumlah warga berusaha membuat talut di tepi laguna dengan harapan mengurangi resiko abrasi dan menahan air laut agar tidak ikut merendam bangunan usaha mereka.

Advertisement

Pantauan Harianjogja.com pada Kamis (9/6/2016) pagi, air laut masih menggenangi kawasan wisata Pantai Glagah hingga area parkir. Puluhan lapak dan warung pun masih terendam sehingga pedagang belum bisa beraktivitas seperti biasa karena ketinggian air masih mencapai lutut orang dewasa.

Sejumlah warga kemudian berusaha melindungi warung mereka yang belum ikut terendah dengan membuat talut. “Sebenarnya sudah mulai seminggu sebelum ombaknya besar. Kalau tidak bikin bangket [talut], nanti warung bisa hilang semua karena abrasi,” kata seorang warga, Apit.

Talut yang dibangun Apit bersama rekannya dirancang sepanjang 30meter. Dia membuat pagar dari bambu dan mengisinya dengan batu kapur. “Ini pakai uang pribadi sekitar Rp5 juta,” ucap warga Glagah berusia 48 tahun itu.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif