Wisata Boyolali, Kecamatan Kemusu berharap ada investor menggarap Waduk Kedung Ombo (WKO).
Solopos.com, BOYOLALI–Pemerintah Kecamatan Kemusu berharap ada investor yang bersedia menggarap potensi wisata di wilayah Waduk Kedung Ombo (WKO).
Selain investor, Camat Kemusu, Harsito, juga pernah menyampaikan kepada Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng melalui Gubernur Ganjar Pranowo agar potensi pariwisata seluas hampir 30 hektare di WKO bisa digarap lebih maksimal.
“Di tengah-tengah WKO ada pulau, saya sudah sampaikan kepada pemerintah kabupaten harapannya ada investor yang bersedia garap potensi wisata. Di situ ada makam Nyai Ageng Serang dan sering ramai dikunjungi orang berziarah. Kami sebenarnya ingin agar kompleks itu bisa menjadi kawasan wisata sejarah,” kata Harsito, saat berbincang dengan Solopos.com, Sabtu (4/6/2016).
Selain potensi wisata sejarah, kawasan warung apung di sekeliling WKO selama ini juga belum tergarap maksimal, terutama yang masuk melalui Desa Wonoharjo, Kecamatan Kemusu. Infrastruktur jalan menuju kawasan WKO juga belum begitu baik. Jika WKO bisa dibenahi, akan menjadi magnet baru bagi masyarakat wilayah Boyolali utara bahkan Purwodadi, Sragen, dan Grobogan. Apalagi di kawasan itu juga sudah tersedia bumi perkemahan, hutan wisata, dan tempat pemancingan.
Warga Bodeh, Desa Kedungmulyo, Kecamatan Kemusu, Sunarto, berharap infrastruktur jalan menuju WKO, satu-satunya potensi yang dimiliki Kemusu, bisa diperbaiki terutama jalur Ngaren-WKO. Tujuannya, agar masyarakat bisa memanfaatkan potensi wisata di WKO.
“Ndak ada satu pun akses yang nyaman masuk WKO. Dari 1988-1989 sampai sekarang tidak ada yang peduli dengan potensi di WKO.”
Menurut Sunarto, kawasan warung apung di WKO punya potensi untuk berkembang menjadi destinasi wisata kuliner yang diunggulkan. Namun, sayangnya pemerintah tidak pernah melirik untuk mengembangkan pariwisata di WKO.
Sunarto menambahkan selain potensi pariwisata, nelayan di WKO juga berharap potensi perikanan di WKO dimaksimalkan. “Permintaan nelayan adalah bantuan benih atau penyebaran benih ikan secara reguler di waduk.”