Soloraya
Rabu, 8 Juni 2016 - 20:45 WIB

PENIPUAN WONOGIRI : Pembobolan Transferan Uang TKI, Kantor Pos: Rahasiakan MTCN

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kapolres Wonogiri, AKBP Ronald Reflie Rumondor (tengah) memberi keterangan kepada wartawan saat gelar tersangka dan barang bukti kejahatan pemalsuan surat di Mapolres, Selasa (7/6/2016). (Rudi Hartono/JIBI/Solopos)

Penipuan Wonogiri, Kantor Pos mengimbau keluarga yang bekerja di luar negeri merahasiakan MTCN.

Solopos.com, WONOGIRI–Kepala Kantor Pos Wonogiri, Da’wah Iqbal Kurniadhy, mengimbau warga yang memiliki keluarga/kerabat bekerja di luar negeri agar merahasiakan money transfer control number (MTCN) yang dimilikinya setelah mentransfer uang. MTCN hanya boleh diinformasikan kepada calon penerima.

Advertisement

Imbauan itu disampaikan menyusul terungkapnya kasus pembobolan uang yang ditransfer tenaga kerja wanita (TKW) di Arab Saudi melalui Western Union (WU) oleh sindikat besar asal Bogor, Jawa Barat. Enam tersangka anggota sindikat ditangkap aparat Polres Wonogiri, 31 Mei lalu.

Pengungkapan kasus bermula dari penangkapan dua pelaku saat berupaya mencairkan uang di Kantor Pos Wonogiri dengan berbekal MTCN dan KTP palsu beridentitas calon penerima sebenarnya namun berfoto pelaku.

Kepala Kantor Pos Wonogiri yang akrab disapa Iqbal itu saat ditemui Solopos.com di kantornya, Selasa (7/6/2016), mengatakan MTCN harus dirahasiakan dari siapa pun termasuk petugas layanan transfer dana. MTCN merupakan kunci bagi calon penerima untuk mengambil uang yang ditransfer pengirim. Pengirim uang sebaiknya hanya menginformasikan MTCN hanya kepada calon penerima secara langsung melalui alat komunikasi yang dirasa aman.

Advertisement

“Saat mengirim uang, pengirim mendapatkan MTCN. Yang boleh tahu MTCN itu hanya calon penerima. Jangan sampai pengirim memberi tahu siapa pun, termasuk petugas layanan transfer. Oleh karena itu pengirim sebaiknya mengurus transfer sendiri, jangan sampai minta bantuan orang lain, terlebih calo,” kata Iqbal.

Oleh karena itu, dia mengimbau agar warga memberitahu saudara/kerabat yang bekerja di luar negeri menginformasikan hal tersebut. Supaya, pembobolan seperti yang terjadi di Pracimantoro dan Manyaran, Wonogiri; Gunung Kidul, DIY; dan Padang tidak terjadi lagi. Selain itu dia mengimbau warga meminta saudara/kerabatnya itu teliti dalam menginformasikan identitas calon penerima di sistem saat mengirim uang. Identitas calon penerima yang diisikan di sistem harus sesuai dengan identitas yang tertera di kartu identitas calon penerima, seperti KTP, SIM, atau paspor. Sebab, jika keliru sedikit saja, petugas kantor pos tidak akan memprosesnya.

“Misalnya pengirim mengisikan identitas calon penerima di sistem tidak pakai gelar. Tapi kalau saat mengambil ternyata KTP calon penerima ada gelarnya, kami juga tidak berani memproses. Kami hanya akan meminta calon penerima memberi tahu pengirim untuk merevisinya melalui sistem seperti saat mengirim uang,” imbuh Iqbal.

Advertisement

Saat ditanya mengenai mekanisme cara pengiriman uang dari luar negeri melalui Western Union (WU), Iqbal mengaku tidak mengetahui secara pasti. Sebab, hal itu merupakan ranah WU. Kantor Pos hanya mengetahui mekanisme pengambilan uang.

Sementara itu, Kapolres Wonogiri, AKBP Ronald Reflie Rumondor, mengatakan penyidikan masih terus dikembangkan untuk menelusuri pembobol MTCN. Dia menduga pelaku mengetahui MTCN karena menjadi kurir atau calo yang dimintai bantuan pengirim. Dugaan lain ada peran pegawai layanan transfer.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif