Jogja
Rabu, 8 Juni 2016 - 09:40 WIB

MITIGASI BENCANA BANTUL : BPBD Bentuk Desa Tangguh Bencana Secara Bertahap

Redaksi Solopos.com  /  Sumadiyono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Salah satu adegan dalam simulasi dan pelatihan mitigasi bencana yang digelar di sela Refleksi 9 Tahun Gempa Bumi DIY di Lapangan Paseban, Rabu (27/5/2015) sore. (JIBI/arian Jogja/Arief Junianto)

Hingga saat ini di Bantul sudah ada sekitar 10 desa tangguh bencana

Harianjogja.com, BANTUL– Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bantul, membentuk Desa Tangguh Bencana secara bertahap di desa-desa setempat yang terdampak gempa bumi Jogja-Jawa Tengah pada 2006.

Advertisement

“Sampai saat ini desa-desa yang terdampak gempa 2006 belum semua dibentuk desa tangguh bencana, karena dari sisi anggaran dan waktu terbatas, sehingga kita bentuk pelan-pelan secara bertahap tetapi pasti,” kata Kepala BPBD Bantul Dwi Daryanto seperti dikutip Antara, Selasa (7/6/2016).

Dia mengatakan setidaknya ada belasan desa dari total 75 desa di Bantul yang terdampak gempa bumi tektonik 5,9 SR pada 10 tahun silam, namun hingga saat ini sudah ada sekitar 10 desa tangguh bencana, yang mana desa-desa itu menjadi prioritas dibentuk desa tangguh bencana.

Desa tangguh bencana dibentuk untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakatnya dalam menghadapi bencana yang sewaktu-waktu bisa terjadi, misalnya gempa bumi, sehingga tahu apa yang harus dilakukan dalam rangka pengurangan risiko bencana.

Advertisement

Selain pertimbangan anggaran dan waktu, kata dia, pembentukan desa tangguh bencana yang bertahap juga berdasarkan hasil kajian lembaganya, apakah masuk dalam prioritas dengan melihat potensi bencana yang mungkin terjadi.

“Minimal masyarakat bisa tahu apa yang dilakukan ketika terjadi gempa. Saat ini seluruh enam desa yang ada di pesisir selatan sudah menjadi desa tangguh bencana. Desa-desa ini diprioritaskan karena berpotensi terkena tsunami jika ada gempa besar,” katanya.

Ia mengatakan desa-desa penyangga masih belum semua, bahkan di wilayah Kecamatan Pundong yang merupakan pusat gempa 2006, yaitu Desa Srihardono belum terbentuk desa tangguh bencana sehingga akan jadi prioritas pada 2017.

Advertisement

“Untuk Srihardono malah belum, karena diprediksi pergerakan gempa itu ke arah wilayah pantai, sementara di Srihardono kemungkinan ada gempa butuh waktu lama. Namun di 2017 Desa Srihardono jadi prioritas kami,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif