Soloraya
Selasa, 7 Juni 2016 - 15:02 WIB

PKL SOLO : Pedagang Nekat Kembali Berjualan di Selatan Masjid Agung

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - : PKL nekat berjualan di selatan pagar tembok Masjid Agung Solo, Selasa (7/6/2016). (Irawan Sapto Adhi/JIBI/Solopos)

PKL Solo, sejumlah PKL kembali menggelar lapak di selatan Masjid Agung.

Solopos.com, SOLO–Sejumlah pedagang kaki lima nekat kembali berjualan di selatan pagar tembok Masjid Agung Solo.

Advertisement

Pantauan Solopos.com di lokasi, Selasa (7/6/2016) pukul 10.00 WIB, sedikitnya tiga PKL pakaian mengelar dagangan di selatan pagar tembok Masjid Agung atau trotoar Jl. Dr. Rajiman. Mereka bahkan mencantolkan pakaian menggunakan hanger di paku-paku yang tertancap di tembok pagar Masjid Agung. Para PKL tersebut menawarkan berbagai jenis pakaian kepada siapa saja yang lewat.

Salah satu PKL, Bela, 19, nekat kembali berjualan di selatan pagar tembok Masjid Agung karena butuh pemasukan. Dia sebenarnya menyadari telah melanggar perintah Dinas Pengelolaan Pasar (DPP) Solo yang melarang PKL berjualan di selatan pagar tembok Masjid Agung. Bela nekat berjualan karena yakin dagangannya bisa laris terjual selama Ramadan sampai mendekati Idul Fitri.

“Kami nekat saja kembali berjualan di sini [selatan Masjid Agung]. Apa DPP enggak kasihan dengan kami? Kami tidak punya tempat jualan lain. Setidaknya kami memohon kepada DPP untuk memperbolehkan PKL berjualan di sini selama bulan puasa. Kami butuh uang,” kata Bela saat ditemui Solopos.com di selatan pagar tembok Masjid Agung, Selasa.

Advertisement

Bela mengaku tidak punya pilihan lain selain nekat kembali berjualan di selatan pagar tembok Masjid Agung. Dia pasrah apabila petugas DPP kembali mengusir para PKL dari tepi Jl. Dr. Rajiman tersebut. Bela menceritakan orang tuanya sudah berjualan di Pasar Klewer puluhan tahun, namun tidak mendapatkan jatah los di Pasar Darurat Alun-alun Utara (Alut) Keraton Solo.

“Setelah Pasar Klewer terbakar kami tidak lagi punya tempat berjualan. Kami tidak dapat los di Pasar Darurat Alut. Kami lantas memilih berjualan di sini. Kami berharap pemerintah memperbolehkan kami berjualan di sini [selatan Masjid Agung]. Kami berjualan di sini bukan tanpa alasan. Kami tidak mendapatkan los di sana,” ujar Bela.

Sementara itu, Kabid Pengelolaan PKL DPP Solo, Heri Mulyadi, mengatakan selain mengancam kerusakan BCB, keberadaan PKL di selatan pagar tembok Masjid Agung berpotensi mengganggu arus lalu lintas Jl. Dr. Rajiman. Dia meminta kepada para PKL untuk tidak lagi berjualan di trotoar Jl. Dr. Rajiman, bahkan sampai memaku tembok Masjid Agung.

Advertisement

“Kawasan di selatan pagar tembok Masjid Agung dahulu ditempati banyak PKL, terlebih setelah kebakaran Pasar Klewer pada Desember 2014 lalu. Kami sudah merelokasi para PKL ke pasar darurat di Alut Keraton Solo. Ternyata masih ada PKL yang berjualan di tepi jalan. Kami minta mereka untuk tidak berjualan secara sembarangan,” jelas Herymul.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif