Jogja
Selasa, 7 Juni 2016 - 10:20 WIB

PENCEMARAN SUNGAI BEDOG : Dampak Limbah Beragam, Dari Bau Tak Sedap sampai Air Sumur Terpapar

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Anak-anak mandi di sungai (JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto)

Pencemaran Sungai Bedog masih dirasakan warga

Harianjogja.com, BANTUL- Pencemaran Sungai Bedog yang diduga akibat limbah pabrik gula Maduskimo masih saja dikeluhkan. Sehari sebelumnya warga turun ke sungai mengampanyekan penolakan pembuangan limbah ke Sungai Bedog.

Advertisement

(Baca Juga : PENCEMARAN AIR SUNGAI BEDOG : Ribuan Ikan Mati, Warga Khawatir Air Sumur Tercemar)

Kepala Desa Guwosari, Pajangan, Bantul Muhamad Suharto mengakui, limbah yang diduga berasal dari pabrik gula itu telah menyengsarakan masyarakatnya. Mulai dari bau tidak sedap, munculnya sarang nyamuk, kematian ribuan ikan hingga pencemaran air sumur. Ia mengklaim telah berupaya melaporkan persoalan ini ke Pemkab Bantul namun sampai sekarang pembuangan limbah masih terjadi.

“Sebenarnya setiap ada kesempatan bicara sudah saya sampaikan masalah limbah itu, tapi belum ada solusi sampai sekarang” jelas Muhamad Suharto. Pemerintah Desa kata dia mendukung aksi warga mengampanyekan pencemaran lingkungan di Sungai Bedog pada Minggu (5/6/2016).

Advertisement

Diretur Utama PT Madubaru (Madukismo) Rahmat Edi Cahyano sebelumnya mengklaim, kematian ribuan ikan di Sungai Bedog bukan semata karena limbah yang dibuang oleh pabriknya.

“Limbah yang dibuang ke sana kan enggak cuma dari Madukismo. Bahkan saat kematian ikan yang pertama saya juga bingung kenapa kami yang disalahkan. Karena kami saat itu tidak sedang produksi,” kata dia.

Rahmat menyebut, pabrik gula Maduskimo membuang rata-rata 200.000 meter kubik limbah setiap harinya ke Sungai Bedog.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif