Jogja
Senin, 6 Juni 2016 - 15:31 WIB

WISATA KULONPROGO : Wisata Alam Pegunungan Menoreh Jangan Abaikan Kelestarian Lingkungan

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Obyek wisata Kalibiru di Desa Hargowilis, Kecamatan Kokap, Kulonprogo diserbu ribuan pengunjung, Minggu (19/7/2015). (Harian Jogja/Rima Sekarani)

Wisata Kulonprogo di Pegunungan Menoreh terus bermunculan

Harianjogja.com, KULONPROGO-Pengembangan hutan rakyat sebagai kawasan destinasi wisata sudah semestinya tidak merusak kelestarian lingkungan alam. Keseimbangan ekosistem tetap perlu lebih diutamakan dibanding keuntungan bisnis pariwisata.

Advertisement

Anggota Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Kulonprogo, Priyo Santoso mengatakan, pengembangan obyek wisata alam tidak boleh mengesampingkan kelestarian lingkungan, termasuk hutan rakyat yang mayoritas berada di wilayah perbukitan menoreh.

“Kalau ada pengurangan luas hutan rakyat karena kepentingan wisata, harus ada pengembangan hutan rakyat baru juga demi menjaga ekosistem alam,” ucap Priyo, Minggu (5/6/2016).

Priyo memaparkan, sejumlah objek wisata alam memang terus dikembangkan di Kulonprogo. Beberapa diantaranya berada di kawasan hutan rakyat, seperti Kalibiru dan Puncak Dipowono.

Advertisement

Namun, pengembangan sektor pariwisata sebisa mungkin tidak mengurangi volume hutan rakyat. Pengelola obyek wisata maupun pemerintah perlu menyiapkan strategi jangka panjang untuk mengganti pohon yang ditebang atau bahkan menambah luasan hutan rakyat.

Priyo menambahkan, pesatnya pembangunan daerah dapat memberikan dampak negatif bagi kelestarian lingkungan apabila tidak dilakukan secara bijak.

Peraturan daerah tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang telah disahkan Dewan pada pekan lalu diharapkan mampu menjadi landasan operasional untuk segala aktivitas yang berpotensi merusak kelestarian alam.

Advertisement

Masyarakat pun harus menyadari jika menjaga kelestarian alam adalah tanggung jawab bersama, termasuk dalam pengelolaan hutan rakyat.

Priyo lalu menyatakan, masyarakat bisa ikut berperan dalam menjaga kelestarian hutan rakyat, misalnya dengan menyelenggarakan aksi penanaman pohon. “Tentu peran aktif masyarakat akan selalu dibutuhkan,” ujar dia.

Sementara itu, berdasarkan data Dinas Pertanian dan Kehutanan (Dispertahut) Kabupaten Kulonprogo, luas hutan rakyat tampak mengalami peningkatan selama tiga tahun terakhir. Di sisi lain, luas lahan kritis menunjukkan grafik yang menurun.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif