News
Senin, 6 Juni 2016 - 20:16 WIB

RAMADAN 2016 : “Hingga 2021, Ramadan dan Lebaran Kemungkinan Dirayakan Bersama”

Redaksi Solopos.com  /  Septina Arifiani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi/Antara

Ramadan 2016 dirayakan bersama di Indonesia.

Solopos.com, JAKARTA – Tak ada perbedaan di Ramadhan 2016. Pemerintah, ormas Nahdlatul Ulama maupun Muhammadiyah menjalankan ibadah puasa secara serentak pada Senin (6/6/2016).

Advertisement

Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Thomas Djamaluddin mengatakan kemungkinan hal ini akan terulang hingga 2021. Di Indonesia ada dua penentuan awal Ramadan dan Syawal, sampai Dzulhijjah, yakni melalui metoda rukyat dan hisab. Keduanya memiliki dalil yang kuat. Namun keduanya juga memiliki kriteria.

Pengguna metoda hisab seperti ormas Muhammadiyah, menggunakan kriteria ketinggian bulan 0 derajat. Sementara NU memiliki kriteria minimal ketinggian bulan 2 derajat.

Beberapa tahun lalu, terjadi perbedaan ketinggian ini, atau posisi bulan berada di antara 0-2 derajat, sehingga memunculkan perbedaan.

Advertisement

“Mulai tahun ini sampai lima tahun ke depan, sampai 2021, posisi bulan pada saat hari rukyat, sudah umumnya di atas dua derajat, di luar rentang 0-2 derajat,” kata Thomas sebagaimana dikabarkan Detik.com, Senin (6/6/2016).

“Posisi bulan menguntungkan. Bukan di antara 0-2 derajat, maka ada potensi keseragaman penentuan 1 Ramadan, Syawal, dan Dzulhijjah,” tambahnya.

Apabila kedua ormas tersebut sudah terjadi kesepakatan, biasanya yang lain akan mengikuti. Thomas memprediksi, dalam lima tahun ke depan tidak banyak perdebatan lagi soal penentuan awal Ramadan dan Syawal.

Advertisement

Advertisement
Kata Kunci : Ramadan 2016 Sidang Isbat
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif