News
Senin, 6 Juni 2016 - 14:12 WIB

PPDB 2016 : Lusa, Pendaftaran Jalur Offline SMA Negeri di Solo Dibuka

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi pendaftaran peserta didik baru (PPDB). (JIBI/Solopos/Dok.)

PPDB 2016, Disdikpora Solo mulai membuka pendaftaran jalur offline SMA negeri.

Solopos.com, SOLO–Masa pendaftaran jalur offline dalam Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2016 untuk jenjang sekolah menengah atas negeri (SMAN) di Kota Solo, akan dibuka mulai Rabu (8/6/2016) hingga Sabtu (11/6/2016). Jalur tersebut khusus berlaku untuk memenuhi kuota siswa dari keluarga miskin (gakin), kuota siswa berprestasi bidang olah raga, dan siswa inklusi.

Advertisement

Kepala Bidang Pendidikan Menengah (Dikmen) Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Solo, Unggul Sudarmo, mengatakan Rabu hingga Sabtu tersebut sekaligus juga dibuka pendaftaran untuk jenjang sekolah menengah kejuruan negeri (SMKN), yang berlaku baik untuk siswa gakin maupun pendaftaran siswa secara umum.

“Untuk PPDB SMKN saat ini memang masih offline mengingat program keahlian yang ada di SMK sangat banyak dan berbeda-beda antarsatu dengan lainnya,” ungkap Unggul ketika ditemui wartawan di SMP Negeri (SMPN) 1 seusai menjadi narasumber Sosialisasi PPDB 2016 kepada para kepala sekolah SMP di Kota Solo, Senin (6/6/2016). Khusus untuk SMKN, Unggul menegaskan tahun ini pendaftaran tidak lagi dipungut biaya.

“Kalau tahun lalu masih ada biaya pendaftaran sekitar Rp60.000 atau Rp70.000, tapi tahun ini pendaftaran SMKN tidak dipungut biaya,” jelasnya. Pengumuman PPDB untuk jalur offline tersebut dijadwalkan Senin (13/6/2016).
Unggul mengungkapkan dalam sosialisasi itu, pihaknya menjelaskan beberapa poin penting dalam proses PPDB 2016 yang harus dicermati pihak sekolah, kemudian agar menyosialisasikannya kepada para siswa dan orang tua mereka. Satu di antaranya adalah pemenuhan kuota siswa gakin. Sebagaimana diinformasikan, kuota siswa gakin untuk SMAN tahun ini sebesar 25 persen dari daya tampung sekolah. Sedangkan untuk SMKN, kuota siswa gakin ditetapkan sebesar 30 persen dari daya tampung sekolah.

Advertisement

Terkait pendaftaran siswa gakin di SMAN atau SMKN, Unggul meminta agar pihak SMP asal, khususnya kepala sekolah atau guru Bimbingan dan Konseling (BK), ikut aktif dalam proses pencarian sekolah siswa mereka. Terlebih karena untuk siswa gakin kali ini tidak hanya berpatokan pada Surat Keputusan (SK) Wali Kota Solo tentang gakin. Jika siswa gakin tidak masuk dalam SK Wali Kota, Unggul mengatakan kepala sekolah bahkan tidak perlu menyertakan surat keterangan dari lurah ataupun pengantar dari RT/RW. Nantinya ada home visit oleh sekolah.

“Jadi kalau kepala sekolah, atau guru BK, ataupun guru kelasnya tahu benar kondisi siswa itu gakin, khususnya warga Solo, namun tidak masuk dalam SK Wali Kota, silakan kepala sekolah, guru BK, ataupun guru kelasnya aktif mendaftarkan siswa tersebut ke SMAN atau SMKN yang dituju. Jangan menunggu anak untuk bertanya tapi diharapkan sekolah aktif,” tegasnya.

Sebagai pertimbangan pihak sekolah, lanjut Unggul, siswa gakin yang memiliki kecerdasan tinggi diarahkan untuk didaftarkan di SMAN, sementara siswa gakin yang dari sisi akademik kurang, disarankan untuk didaftarkan di SMKN.

Advertisement

“Harapannya supaya siswa yang kecerdasannya kurang ini bisa dilatih skill di SMK,” terangnya.

Sementara itu, Kepala Bidang (Kabid) SMP Disdikpora Solo, Bambang Wahyono, menjelaskan, sosialisasi tersebut menyasar para kepala SMP yang akan mendaftarkan siswa-siswinya ke SMAN/SMKN untuk jalur offline. Melalui kegiatan itu diharapkan mereka bisa mendapatkan informasi lebih dari narasumber langsung, termasuk Disdikpora dan para kepala SMAN atau SMKN.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif