Jogja
Senin, 6 Juni 2016 - 10:57 WIB

MAKANAN BERBAHAYA : 5 Pasar di DIY Diawasi

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kepala BBPOM DIY I Gusti Ayu Adhi Aryapatni ketika menunjukkan temuan selama pemantauan di lima pasar tradisonal. (Kusnul Isti Qomah/JIBI/Harian Jogja)

Makanan berbahaya masih saja beredar, Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) DIY menemukan 42,31% sampel makanan yang diuji, positif mengandung bahan berbahaya.

Harianjogja.com, JOGJA–Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) DIY menemukan 42,31% sampel makanan yang diuji, positif mengandung bahan berbahaya.

Advertisement

Kepala BBPOM DIY I Gusti Ayu Adhi Aryapatni mengatakan, pengawasan ini seiring dengan program Pemerintah melalui Tim Pengandalian Inflasi Daerah (TPID) dalam pemantauan pangan beredar menjelang Ramadhan dan Idul Fitri 1437 H.

Pemantauan dilakukan terhadap ketersediaan bahan pangan di lima pasar tradisional yaitu Pasar Beringharjo, Godean, Wates, Bantul, dan Argosari.

Ia menjelaskan, keterlibatan BBPOM DIY dalam TPID adalah pengambilan sampel dan pengujian terhadap pangan beredar yang diduga mengandung bahan berbahaya.

Advertisement

“Kami menggunakan mobil laboratorioum keliling untuk melakukan uji cepat terhadap produk yang disampling,” ujar dia, Minggu (5/6/2016).

BBPOM DIY mengambil 52 sampel dari lima pasar tersebut. Hasilnya, sebanyak 22 sampel (42,31%) mengandung bahan berbahaya. Dari 22 sampel itu, sebanyak 17 sampel (77,27%) mengandung rodhamin b dan lima sampel (22,73%) mengandung boraks. Makanan yang mengandung bahan berbahaya rata-rata berasal dari luar DIY misalnya Klaten, Purworejo, Kutoarjo, Kebumen, Magelang, dan Muntilan.

“Tindak lanjut terhadap temuan itu adalah pemusnahan oleh pemilik dan mereka membuat surat pernyataan untuk tidak menjual lagi produk yang berbahaya,” kata dia.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif