Jogja
Senin, 6 Juni 2016 - 05:20 WIB

GELOMBANG TINGGI PANTAI SELATAN : Ribuan Warga Padusan di Tengah Ancaman Ombak Besar

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Wisatawan di Pantai Parangtritis Bantul (JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto)

Gelombang tinggi Pantai Selatan masih ajdi ancaman.

Harianjogja.com, BANTUL- Ribuan warga merayakan tradisi menyambut Ramadan dengan mandi di pantai. Tradisi yang dinamakan Padusan itu dirayakan di tengah ancaman gelombang tinggi pantai selatan.

Advertisement

Hingga pukul 14.00 WIB, petugas Tempat Pemungutan Retribusi (TPR) Pantai Parangtritis mencatat, lebih dari 10.000 pengunjung mendatangi Pantai Parangtritis dan Depok untuk melakukan Padusan. Tradisi mandi di laut atau sungai tersebut diyakini sebagai ritual menyucikan diri jelang puasa.

“Sampai siang ini tercatat 10.400 pengunjung. Jumlahnya naik tiga kali lipat dibanding hari biasa,” terang Koordinator TPR Parangtritis, Rohmad Ridwanto, Minggu (5/6/2016).

Ia memprediksi hingga Minggu sore, jumlah pengunjung dapat menembus 15.000 jiwa. Sebagian besar pengunjung berasal dari Jogja dan daerah sekitarnya seperti Jawa Tengah.

Advertisement

Komandan Search and Rescue (SAR) Pantai Parangtritis Ali Sutanto mengatakan, Padusan dirayakan ribuan wisatawan di tengah ancaman gelombang tinggi. Saat ini, tinggi gelombang di pantai selatan mencapai hingga enam meter.

“Ini lanjutan gelombang tinggi yang sudah terjadi seminggu terakhir, sampai sekarang masih tingggi,” papar Ali Sutanto.

Alhasil, petugas harus bekerja keras mengamankan wisatawan dari ancaman kecelakaan laut. SAR Parangtritis mengerahkan 65 petugas yang disebar di Pantai Depok dan Parangtritis.

Advertisement

Di Parangtritis, petugas dipecah ke lima titik. Masing-masing petugas mencegat wisatawan yang hendak berenang ke tengah laut.

“Hanya boleh berenang di pinggir, karena ombak yang kembali ke laut sangat kencang arusnya,” tutur dia.

Beruntung hingga Minggu sore, belum ada laporan wisatawan tenggelam baik di Depok maupun Parangtritis. Ditambahkan Ali Sutanto, untuk ancaman palung laut sejauh ini tidak ditemukan di Parangtritis. Ia menduga gelombang pasang mengakibatkan palung laut tidak muncul.

Ali juga mengklaim, warga yang menggelar Padusan kali ini lebih ramai dibanding tahun-tahun sebelumnya. Wisatawan mulai berdatangan sejak pukul 06.00 WIB. Puncak kunjungan terjadi pada Minggu sore dan mulai berangsur berkurang menjelang malam.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif