Jogja
Senin, 6 Juni 2016 - 12:54 WIB

Amien Rais Serukan Negara Harus Bangkit Lewat Penguatan Moral dan Budaya

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Amien Rais (Sunaryo Haryo Bayu/JIBI/Solopos)

Amien Rais menyerukan bahwa kebangkitan bangsa dan negara Indonesia, dari beragam persoalan yang membelit saat ini, bisa dimulai dengan penguatan kembali budaya dan moral.

Harianjogja.com, SLEMAN-Ketua Dewan Pembina Yayasan Budi Mulia Dua Amien Rais mengatakan, kebangkitan bangsa dan negara Indonesia, dari beragam persoalan yang membelit saat ini, bisa dimulai dengan penguatan kembali budaya dan moral.

Advertisement

Usai mengisi Refleksi Ramadan 1437 Hijriyah/2016 Masehi ia melanjutkan, kekuatan sebuah bangsa ada pada sendi akhlak atau moralnya. Saat ini tokoh pemerintahan, ulama, politik menyampaikan bahwa Indonesia sedang mengalami darurat kekerasan, darurat pornografi, darurat miras, darurat judi, darurat narkoba, darurat segalanya. Situasi ini harus segera dihentikan.

“Kondisi ini tidak boleh diremehkan, kebangkitan negara bisa dilakukan lewat budaya dan moral. Kalau budaya dan moral sudah dihancurkan dengan judi, narkoba, permisif kehidupan seksual, maka negara akan mengalami kebangkrutan,” kata dia, di Masjid Kristal Khadijah, Kompleks Sekolah Menengah Pertama-Sekolah Menengah Atas (SMP-SMA) Internasional Budi Mulia Dua, Sabtu (4/6/2016).

Sementara itu, Waka Humas SMA Budi Mulia Dua Biana Dwi Astuti menyatakan, kegiatan ini menjadi sebuah agenda rutin tahunan dalam menyongsong Ramadan. Meski demikian, ada konsep berbeda yang diterapkan pada refleksi yang diikuti oleh sekitar 600 orang anggota civitas akademika Budi Mulia Dua itu.

Advertisement

“Kalau pada tahun-tahun sebelumnya Amien Rais hanya menyampaikan tausyiah, pada kali ini kami mengemas refleksi secara interaktif antara Amien Rais dengan peserta,” ungkapnya.

Kepala SMP-SMA Internasional Budi Mulia Dua Tien Tresnasih Utari dalam kegiatan yang bertajuk ‘Lebih Dekat Dengan Amien Rais’ itu menyebutkan, pada refleksi Ramadan 2016 pihaknya ingin memberikan sentuhan berbeda dan memunculkan suasana kekinian, namun tetap dalam koridor Islam.

Membawa semakin dekat dengan Al Qur’an dan bisa melaksanakan puasa Ramadan dengan khusyuk, yang akhirnya menjadi pemenang terhadap diri sendiri.

Advertisement

“Karena sesungguhnya musuh terbesar manusia adalah bagaimana mengelola hawa nafsu, yang secara fitrah ada dalam diri manusia itu sendiri,” tuturnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif