Entertainment
Minggu, 5 Juni 2016 - 21:25 WIB

RAMADAN 2016 : Soal Warung Makan Tetap Buka saat Puasa, Ini Jawaban Menag

Redaksi Solopos.com  /  Septina Arifiani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Menag Lukman Hakim Syaifudin (Kemenag.go.id)

Ramadan 2016 Menag menjawab soal warung makan yang tetap buka saat Ramadan.

Solopos.com, JAKARTA – Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengajak semua pihak untuk saling menghormati. Menurutnya, orang yang tidak berpuasa harus menghormati mereka yang sedang menjalankan ibadah puasa.

Advertisement

Sebaliknya, orang yang sedang berpuasa juga harus menghormati  hak mereka yang sedang tidak berpuasa. “Jadi harus ada toleransi, saling menghargai dan menghormati perbedaan yang ada pada pihak lain,” demikian penegasan Menag Lukman usai menjadi narasumber pada #kopdarmenag tentang #maknaicinta di rumah dinas Widya Chandra, Jakarta, Sabtu (4/6/2016).

Disinggung soal warung makan yang tetap buka, Menag mengatakan bahwa kalau memang harus buka karena untuk memenuhi kebutuhan sesama warga bangsa yang tidak sedang berpuasa, maka tentu harus dilakukan dengan penuh kearifan. Misalnya, lanjut Menag, sebagian besar warung itu ditutup sehingga orang yang berpuasa juga bisa beribadah dengan nyaman.

“Umat beragama apapun ketika sedang menjalankan ibadah, kita sepantasnya menghormati yang sedang beribadah. Tapi yang sedang menjalankan ibadah pun juga akan sangat baik kalau juga  bisa menghargai dan menghormati yang tidak sedang berpuasa,” ujarnya sebagaimana dilansir Kemenag.go.id.

Advertisement

Menurut Menag, tidak semua warga Indonesia berkewajiban berpuasa, tergantung agama yang dianutnya. Bahkan yang beragama Islam sekalipun, tidak semuanya berpuasa karena beberapa sebab, antara lain dalam perjalanan (musafir), sedang sakit, wanita yang sedang hamil, menyusui, atau menstruasi dan lainnya.

Membuka warung makan pun menjadi hak orang yang bekerja sebagai penjual makanan. Apalagi kalau itu adalah satu-satunya mata pencaharian baginya untuk manafkahi keluarga. “Kita kan juga harus mempunyai tenggang rasa dan empati,” terangnya.

Terkait sweeping, Menag berharap  seperti tahun lalu, tidak ada yang melakukan sweeping pada puasa tahun ini. Menurutnya, semua pihak harus lebih mendahulukan tenggang rasa sehingga tidak perlu mengudang pihak lain untuk menempuh cara instan apalagi dengan menggunakan kekerasan dan sweeping.

Advertisement

“Jadi tanpa harus sweeping, semua kita bisa saling menghargai antara satu dengan yang lain,” tandasnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif