Umum
Minggu, 5 Juni 2016 - 13:23 WIB

AKSI BURUH SUKOHARJO : Peradi Siapkan Tim Investigasi

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ketua Peradi Solo, Badrus Zaman (tengah, pegang mik) bersama anggota Peradi menemui pekerja pabrik percetakan yang mendirikan tenda di depan pintu masuk pabrik di Desa Manang, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo dan ikut orasi, Sabtu (4/6/2016). (Trianto Hery Suryono/JIBI/Solopos)

Aksi buruh Sukoharjo, pekerja percetakan di Manang, Grogol, mendapat dukungan dari anggota Peradi Solo.

Solopos.com, SUKOHARJO–Aksi pekerja percetakan di Desa Manang, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo mendapat dukungan dari anggota Perkumpulan Advokat Indonesia (Peradi) Solo. Peradi siap membentuk dan menurunkan tim investigasi untuk menyelesaikan persoalan yang membelit pekerja pabrik percetakan. Langkah awal, peradi mendukung penyelesaian musyawarah kedua belah pihak.

Advertisement

Sebagai bukti dukungan, Ketua Peradi Solo, Badrus Zaman dan anggota menemui pekerja pabrik percetakan yang tidur dan mendirikan tenda di depan pabrik, Sabtu (4/6/2016). Anggota Peradi Solo, Suharno menjelaskan kedatangan anggota peradi untuk memberi dukungan moral dan support fisik. “Peradi Solo mendukung perjuangan pekerja Nusa untuk memperjuangkan hak normatifnya.”

Suharno menegaskan tahap awal Peradi mendukung penyelesaian secara baik-baik. “Kedua belah pihak baik perusahaan maupun pekerja sudah didampingi advokat yang notabene anggota Peradi semua sehingga langkah mediasi dikedepankan. Tetapi, kalau ada nuansa keadilan yang tidak ditegakkan Peradi akan menurunkan tim investigasi sehingga hak-hak pekerja dipenuhi,” jelasnya.

Lebih lanjut Suharno mengatakan, anggota DPR asal daerah pemilihan V, Muh Hatta juga prihatin atas nasib pekerja percetakan. “Pak Hatta meminta pihak perusahaan segera memenuhi hak pekerja. Dia [Hatta] juga bersedia sebagai fasilitator dan siap membantu penyelesaian permasalahan. Termasuk soal kendala finansial.”

Advertisement

Koordinator pekerja, Aris Haryanto, mendesak Disnaker Sukoharjo mencarikan solusi penyelesaian permasalahan pekerja percetakan. Dia mengaku nasib pekerja terombang-ambing dengan sikap perusahaan. Aris menyatakan untuk memperjuangkan hak-haknya pekerja mendirikan tenda di depan pintu pabrik. “Pendirian tenda dimaksudkan untuk memperjuangkan hak gaji yang belum terbayar. Ada 200-an pekerja yang kini belum menerima gaji secara penuh. Bahkan ke-200 pekerja dirumahkan tanpa kejelasan. Persoalannya bukan hanya soal gaji yang belum terbayar keseluruh tetapi juga iuran BPJS yang belum disetor.”

Aris mengaku mendapatkan informasi tanah dan bangunan sudah ditawar senilai Rp50 miliar dan utang bank senilai Rp42 miliar. Namun, ujarnya, kebenaran informasi itu belum dikroscek ke manajemen karena tidak ada yang menemui pekerja. Aris mengaku dirinya dan pekerja lain menjadi waswas.

“Apabila informasi penjualan aset pabrik terjadi nasib kami (pekerja) bagaimana? Apakah nanti gaji yang belum terbayar bisa dibayarkan.”

Advertisement

Diberitakan sebelumnya, tak puas mencorat-coret dinding pabrik, para pekerja percetakan Desa Manang, Kecamatan Grogol, Kabupaten mendirikan tenda di depan pintu masuk pabrik. Mereka berencana tidur di tenda secara bergantian hingga tuntutannya terpenuhi. Pekerja meminta hak-haknya segera dipenuhi, seperti gaji dan kepesertaan program jaminan kesehatan.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif