News
Sabtu, 4 Juni 2016 - 20:40 WIB

PRAJURIT TNI AU MENINGGAL : Serda Septian Diduga Dianiaya Senior, Keluarga: Tak Ada Tanda Luka Lebam

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Prajurit TNI Angkatan Udara (AU), Serda Septian Wahyu Sarjono,21, saat dimakamkan secara militer di Permakaman Kleron, Delanggu, Klaten, Sabtu (4/6/2016) siang. Bertindak sebagai inspektur upacara pemakaman, yakni Letkol (Pnb) Muhram J.K. (Ponco Suseno/JIBI/Solopos)

Prajurit TNI AU meninggal dunia diduga karena dianiaya senior. Namun, keluarga menyebut Serda Septian Wahyu tak mengalami luka lebam.

Solopos.com, KLATEN — Seorang prajurit TNI AU bernama Serda Septian Wahyu, meninggal dunia. Septian yang merupakan siswa Skadik 203 Sejursarlislek TNI AU itu diduga meninggal dunia karena dianiaya seniornya.

Advertisement

Septian pun dimakamkan secara militer di Permakaman Kleron, Delanggu, Klaten, kampung halamannya, Sabtu (4/6/2016) siang. Sejumlah prajurit TNI dan warga mengikuti pemakaman prajurit berusia 21 tahun itu. Bertindak sebagai inspektur upacara pemakaman, yakni Letkol (Pnb) Muhram J.K.

Berdasarkan pantauan Solopos.com, ayah Serda Septian, yakni Gono Sarjono, terlihat tak kuasa menahan tangis saat melepas jenazah anaknya di liang lahat. Beberapa prajurit TNI dan keluarga langsung menenangkan Gono. Upacara pemakaman militer Serda Septian yang disaksikan sejumlah warga Delanggu dan sekitarnya itu berjalan lancar.

Serda Septian merupakan siswa Sekolah Kejuruan Dasar Listrik dan Elektronika (Sejursarlislek) angkatan 42 Skadron Pendidikan (Skadik) 203 TNI AU. Serda Septian lahir di Klaten, 30 September 1995. Serda Septian merupakan anak dari pasangan Gono Sarjono dengan Muryati. Serda Septian dikabarkan meninggal dunia karena sakit di Rumah Sakit (RS) RS Salamun Bandung, Jumat (3/6/2016) pukul 19.30 WIB.

Advertisement

“Almarhum meninggal demi kepentingan dan keluhuran bangsa,” kata Letkol (Pnb) Muhram, di sela-sela pemakaman secara militer di Delanggu, Klaten, Sabtu.

Kakak sepupu Serda Septian, yakni Haris Ramdani, mengatakan keluarga sudah ikhlas melepas kepergian almarhum. Selama ini, keluarga hanya mengetahui Serda Septian meninggal dunia karena sakit.

“Kami dari keluarga hanya menerima kabar dari RS kalau Septian meninggal karena sakit. Kami tidak mengetahui sakitnya apa. Setahu kami, tidak ada luka lebam di tubuh Septian. Kalau rumor yang berkembang katanya ada senioritas [dugaan penganiayaan]. Tapi, kami tidak langsung percaya rumor itu. Kami berusaha ikhlas dan tidak curiga-mencurigai. Septian juga tidak pernah memiliki penyakit bahaya selama hidupnya. Kalau memiliki penyakit, tak mungkin diterima di TNI AU,” katanya.

Advertisement

Semasa hidupnya Septian dikenal sebagai pribadi yang cerdas. Selain pandai di bidang akademik, Septian juga aktif mengikuti organisasi saat duduk di bangku sekolah.

Sebelumnya, Kepala Pentak Lanud Sulaiman Asni Asnywatty membenarkan adanya siswa Sejursarlislek bernama Septiawan meninggal dunia. “Iya benar, nanti komandan akan memberikan keterangan pers pukul 12 siang ini. Saya tidak bisa bicara banyak, nanti soal kronologi dan penyebabnya siang ini dipaparkan komandan,” ujar dia, Sabtu, dikutip Solopos.com dari Detik.

Septiawan diduga pada Rabu malam dianiaya seniornya. Dia mengalami luka dan kemudian sempat dirawat di rumah sakit. Namun almarhum tak tertolong hingga setelah menjalani perawatan meninggal dunia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif