Soloraya
Jumat, 3 Juni 2016 - 15:26 WIB

RAMADAN 2016 : Kebutuhan Pangan di Boyolali Diprediksi Naik 20%

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pasar Murah di Lapangan Losari, Semanggi, Solo, Kamis (9/7/2015). (Ivanovich Aldino/JIBI/Solopos)

Ramadan 2016, kebutuhan pangan selama bulan puasa di Boyolali akan naik.

Solopos.com, BOYOLALI–Kebutuhan pangan di Boyolali bulan Juni-Juli diperkirakan meningkat sekitar 20%-30% seiring datangnya Bulan Puasa dan Hari Raya Idul Fitri.

Advertisement

Berdasarkan data yang diterima Solopos.com, kebutuhan komoditas pangan seperti beras, bawang merah, cabai, daging sapi, daging ayam, telur ayam, gula, dan minyak goreng diperkirakan mengalami peningkatan cukup banyak dibandingkan komoditas lain.

“Pada bulan Puasa dan Lebaran, masyarakat akan membeli bahan pangan dalam jumlah banyak untuk konsumsi sendiri maupun kebutuhan sosial,” kata Asisten Ekonomi Pembangunan dan Kesejahteraan Masyarakat Sekretariat Daerah (Setda) Boyolali, Sugiyanto, belum lama ini.

Dia mencontohkan kebutuhan beras masyarakat pada bulan-bulan biasa hanya berkisar 7.090 ton per bulan. Bulan Juni ini, berdasarkan prognosa yang dibuat, kebutuhan beras diperkirakan naik menjadi 7.951 ton. Sementara, bulan Juli saat Lebaran kebutuhan beras diperkirakan masih akan tinggi dikisaran 7.445 ton.

Advertisement

Kenaikan konsumsi akan diikuti dengan kenaikan harga pangan. Sugiyanto mengimbau pedagang tidak memanfaatkan momentum tingginya permintaan untuk mencari keuntungan berlebih.

Dia berharap kenaikan harga pangan tahun ini masih berada batas toleransi dan terjangkau oleh daya beli masyarakat. “Munculnya spekulan yang menyimpan dan memainkan harga kebutuhan pokok di pasaran juga harus diwaspadai.”

Pemkab melalui dinas terkait akan meningkatkan intensitas koordinasi dengan pengelola pasar tradisional, toko modern, grosir, dan produsen, terkait ketersediaan stok kebutuhan pokok menghadapi Lebaran. “Sidak di tingkat grosir, pedagang dan pengecer juga tentu akan dilakukan. Yang lebih penting adalah edukasi terhadap masyarakat tentang bijak berbelanja,” papar Sugiyanto.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif