Umum
Jumat, 3 Juni 2016 - 07:40 WIB

NARKOBA DIY : 30 Mahasiswa Ikuti Pelatihan Konseling dan Pendampingan Korban Narkoba

Redaksi Solopos.com  /  Sumadiyono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Foto ilustrasi (Antarafoto)

Peserta belajar lebih dalam upaya Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN).

Harianjogja.com, JOGJA – Sejumlah calon trainer Pegiat Anti Narkoba dari kalangan Mahasiswa di DIY melanjutkan aktivitas mereka Kamis (2/6/2016). Kali ini mereka memelajari lebih dalam upaya Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) sebelum terjun ke lapangan.

Advertisement

Sebanyak 30 mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi negeri dan swasta di DIY itu sebelumnya sudah mengikuti pengenalan konsep konseling, pendampingan dan bahaya narkoba. Setelah pelatihan hari kedua ini mereka diharapkan mulai bisa menerapkan pengetahuan yang mereka dapatkan untuk menjalankan program P4GN di lingkungan kampus masing-masing.

Kepala Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) DIY Kombes Pol. Soetarmono mengatakan pelatihan bagi 30 orang calon pengguat anti narkoba di lingkungan perguruan tinggi ini merupakan bagian dari program P4GN yang digencarkan BNNP DIY. Dia mengatakan upaya pemberantasan penyalahgunaan narkoba tak bisa dilakukan bila hanya mengandalkan peran BNNP DIY. Perlu ada partisipasi aktif dari berbagai elemen masyarakat.

Untuk lingkungan kampus, para mahasiswa dipilih sebagai kader. Selain lebih mudah masuk dalam lingkungan teman sebayanya, kader dari mahasiswa juga dinilai lebih pas dengan semangat menyelamatkan generasi muda dari bahaya narkoba. Mereka pun akan menadi sosok terdepan dalam menyebarkan informasi seputar gerakan anti narkoba di lingkungannya masing-masing.

Advertisement

“Mereka akan menjadi pelopor Penggiat anti anrkoba sekaligus mediator dan fasilitator pembangunan berwawasan anti narkoba di lingkungannya,” tutur dia.

Sebelumnya, Koordinator Kopertis Wilayah V DIY Bambang Supriyadi mengatakan sepengamatannya tingkat kerawanan narkoba paling tinggi terjadi pada mahasiswa yang bermasalah secara akademis. Hal itu menjadi kendala tersendiri. Pasalnya aktivitas mahasiswa bermasalah, baik DO, keluar dari kampus atau nonaktif kerapkali tak terdeteksi kehidupannya di luar kampus.

Sulitnya melakukan pengawasan terhadap kalangan mahasiswa membuat Bambang merasa perlu meminta bantuan kepada para orangtua atau wali mahasiswa untuk ikut membantu mengawasi putra-putrinya, terutama yang mengenyam bangku perguruna tinggi di DIY. LIngkugan setempat pun dimintanya untuk aktif mendukung gerakan pemberantasan Narkoba.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif