Jatim
Jumat, 3 Juni 2016 - 21:05 WIB

KISAH UNIK : Wow, Pria Ponorogo Ini Koleksi 1.000 Flyer Film Lawas

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kak Ucon, 45, warga Ponorogo yang juga kolektor flyer film kuno menunjukkan koleksinya di warung kopi Wakoka beberapa waktu lalu. (Abdul Jalil/JIBI/Madiunpos.com)

Kisah unik kali ini membahas mengenai hobi unik dari warga Ponorogo yang mengoleksi flyer film kuno.

Madiunpos.com, PONOROGOFlyer atau pamflet promosi film-film yang pernah tayang di gedung bioskop Indonesia sejak dahulu mungkin akan sulit ditemukan era sekarang.

Advertisement

Bahkan, generasi sekarang mungkin banyak yang tidak tahu film-film yang beredar di era setelah kemerdekaan Republik Indonesia.

Untuk menjaga kenangan masa lalu, ada salah seorang warga Ponorogo memiliki hobi unik yaitu mengoleksi flyer film-film kuno mulai tahun 1950-an. Orang itu adalah Moh. Yusron, 45, atau akrab disapa Kak Ucon.

Advertisement

Untuk menjaga kenangan masa lalu, ada salah seorang warga Ponorogo memiliki hobi unik yaitu mengoleksi flyer film-film kuno mulai tahun 1950-an. Orang itu adalah Moh. Yusron, 45, atau akrab disapa Kak Ucon.

Kak Ucon saat ini memiliki 1.000 flyer film kuno yang pernah diputar di bioskop Indonesia. Tidak hanya flyer film Indonesia, flyer film luar negeri pun menjadi koleksinya. Untuk genre film pun beragam mulai dari drama percintaan, perang, komedi, hingga aksi laga.

“Saya memiliki 1.000 flyer yang terdiri dari 500 flyer film Indonesia dan 500 flyer film barat, India, dan film Mandarin,” kata dia saat berbincang dengan Madiunpos.com di Ponorogo beberapa waktu lalu.

Advertisement

Dari seribuan flyer itu, ada beberapa judul film yang sangat populer pada zamannya, seperti Satria Bergitar yang dibintangi Rhoma Irama, Depan Bisa Belakang Bisa yang dibintangi Dono Kasino Indro, hingga Catatan Si Boy.

Selain flyer film Indonesia, ada pula flyer film luar negeri yang ngehits pada zaman itu.

Seluruh flyer film koleksi Kak Ucon masih terlihat jelas dan tampak seperti baru, meski usia flyer itu sudah lebih dari 50 tahun.

Advertisement

Dia menceritakan sebagian flyer film yang dijadikan media promosi itu dilukis, tidak menggunakan desain grafis seperti era sekarang. Meski demikian, hasil lukisan tersebut juga terlihat hidup dan menarik.

Pada zaman itu, flyer sangat penting untuk mempromosikan film baru yang akan tayang di gedung bioskop. Selain menampilkan gambar menarik, flyer juga berisi jadwal tayang dan sinopsis film. Karena menjadi media promosi utama, flayer itu dibuat semenarik mungkin untuk menggaet penonton.

Salah satu ciri khas flyer film pada zaman dahulu, kata dia, bahasa yang digunakan dalam flyer tersebut lebih berani dan garang dibandingkan flyer film pada era saat ini.

Advertisement

Hal ini karena pada zaman itu belum ada lembaga yang bertugas untuk menyensor bahasa yang terkadang menonjolkan sisi pornografi dan kesadisan.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif