SOLOPOS.COM - Wali Kota Solo F.X. Hadi Rudyatmo mengoperasikan ekskavator untuk membongkar Posko PDIP Ranting Semanggi yang berada di tepi Jl. Kyai Mojo, Jumat (3/6/2016). (Irawan Sapto Adhi/JIBI/Solopos)
Drainase Solo, Pembongkaran posko PDIP Semanggi diwarnai rasa pakewuh dari sejumlah pihak.
Solopos.com, SOLO–Lalu lintas Jl. Kyai Mojo, Kelurahan Semanggi, Pasar Kliwon, Solo macet, Jumat (3/6/2016) pagi. Banyak kendaraan tertahaan di sekitar Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Semanggi. Mereka tidak bisa leluasa melewati Jl. Kyai Mojo, wilayah RW 011 Semanggi tersebut karena sedang berlangsung pembongkaran Posko PDIP Ranting Semanggi.
Ratusan orang memadati tepi Jl. Kyai Mojo. Pembongkaran Posko PDIP tersebut dihadiri puluhan pejabat Pemerintah Kota (Pemkot) Solo yang tergabung di dalam rombongan kegiatan mider praja. Posko PDIP menjadi lokasi tujuan ke dua rombongan mider praja, setelah terlebih dahulu menyambangi Pasar Krempyeng di lahan bekas TPS Semanggi.
Selain pejabat Pemkot Solo, pembongkaran Posko PDIP ranting Semanggi disaksikan pula banyak pengurus dan kader PDIP Solo. Bahkan, warga sekitar dan pengguna Jl. Kyai Mojo turut memadati lokasi pembongkaran Posko yang dibangun pada masa reformasi tersebut. Sedangkan puluhan personel linmas dan Satgas PDIP Ranting Semanggi terjun mengurai kemacetan Jl. Kyai Mojo.
Setelah memberikan sambutan, Wali Kota Solo F.X. Hadi Rudyatmo lantas mendekati Posko PDIP Ranting Semanggi. Langkahnya diikuti ratusan orang yang ikut mendekat ke posko bergambar Ketua Umum PDIP Megawati Sukarnowati. Rudy tidak langsung menaiki alat berat. Dia mempersilakan terlebih dahulu Ketua PDIP Ranting Semanggi F.X. Hartoyo dan Danton Satgas PDIP Ranting Semanggi Eko Santoso untuk membongkar posko.
Setelah kedua kader PDIP tersebut berhasil merobohkan sebagian tembok bangunan Posko PDIP Ranting Semanggi, Rudy lantas tampil. Dengan mengenakan rompi dan topi proyek warna jingga, dia mulai mengoperasikan alat berat guna membongkar tembok-tembok posko. Rudy tampak piawai mengoperasikan alat berat. Dia bahkan sempat menolak bantuan atau arahan dari sopir alat berat di sampingnya.
“Pembongkaran posko ini menjadi agenda pengendali banjir. Ada proyek pembangunan drainase yang sudah dibikin DED-nya oleh Kepala DPU Solo. Sebenarnya ini [pembongkaran posko] bukan kali pertama. Kami sudah membongkar banyak posko di sejumlah wilayah,” kata Rudy kepada Solopos.com di sela pembongkaran posko PDIP, Jumat.
Rudy menceritakan Kepala DPU Solo Endah Sitaresmi sempat pakewuh saat mengabarkan rencana pembangunan drainase di lahan yang ditempati Posko PDIP Ranting Semanggi tersebut. Kepala DPU Solo merasa tidak enak hati karena Rudy juga menjabat sebagai Ketua DPC PDIP Solo. Namun, Rudy, tetap meminta Kepala DPU Solo untuk tetap membangun saluran drainase meski harus membongkar bangunan Posko PDIP Ranting Semanggi.
“Bu Endah agak pakewuh sepertinya. Sepanjang itu untuk kepentingan masyarakat yang lebih besar, PDIP siap memberikan pengorbanan. Dulu posko ini adalah posko gotong royong yang digunakan masyaakat untuk menjaga keamanan di era reformasi. Karena kondisi sekarang sudah aman dan posko ini sangat mengganggu masyarakat, jadi dibongkar tidak masalah,” jelas Rudy.
Ketua PDIP Ranting Semanggi, F.X. Hartoyo, meminta maaf kepada masyarakat karena Posko PDIP Ranting Semanggi mengganggu masyarakat. Dia mendukung tindakan Pemkot membongkar posko untuk menanggulangi genangan air atau banjir di Jl. Kyai Mojo setiap kali hujan. Hartoyo mengatakan pembongkaran posko sudah mendapatkan restu dari jajaran PDIP, mulai pengurus ranting hingga cabang Solo.
Kepala DPU Solo, Endah Sitaresmi, menjelasan pembangunan saluran drainase bukan hanya menyasar sebagian Jl. Kyai Mojo, melainkan juga mengarah di Jl. Kahar Muzakir dan Jl. Bengawan, wilayah Semanggi. Menurut dia, pembangunan drainase diperlukan guna mengatasi masalah genangan air akibat hujan.