Soloraya
Kamis, 2 Juni 2016 - 07:00 WIB

PERTANIAN BOYOLALI : Pemkab Gagas Gudang Mitra Petani Tembakau

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Petani memetik daun tembakau bagian atas yang tersisa di Karangawen, Kabupaten Demak, Jawa Tengah, Selasa (1/12/2015). (JIBI/Antara Foto/Aditya Pradana Putra).

Pertanian Boyolali, Pemkab berencana membangun gudang mitra petani tembakau.

Solopos.com, BOYOLALI–Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) menggagas pembentukan Gudang Mitra Petani Tembakau di Boyolali.

Advertisement

Gudang Mitra Petani Tembakau ini akan menjadi partner bisnis bagi petani tembakau dan memutus mata rantai pengepul atau broker tembakau yang kerap memainkan harga tembakau dari petani.

Hal ini disampaikan Kepala Disperindag Boyolali, Suyitno, di sela-sela Workshop Kerjasama Standarisasi Mutu Produk baik Nasional, Bilateral, Regional, dan Internasional di Wilayah Penghasil Tembakau, yang digelar di Aula Disperindag Boyolali, Rabu (1/6/2016).

Suyitno menjelaskan petani tembakau di Boyolali kerap menjadi korban tata niaga tembakau yang buruk. Produksi tembakau di Boyolali tidak mempengaruhi kesejahteraan petani. Pengepul dan broker tembakau kerap mempermainkan harga tembakau di tingkat petani.

Advertisement

“Gudang tembakau yang sedang kami gagas ini harapannya bisa membantu menyejahterakan petani tembakau. Petani tembakau tak lagi dipermainkan oleh pemodal dari luar,” kata Suyitno.

Gudang Mitra Petani Tembakau siap menampung hasil panen tembakau dari petani. Harga tembakau juga lebih terkendali dan sesuai dengan kualitas tembakau. Saat ini, Disperindag masih melakukan orientasi pasar dan pemetaan untuk membentuk Gudang Mitra Petani Tembakau. “Kapan dibentuk, kami belum bisa menyampaikan. Gagasan ini baru tahap orientasi.”

Gudang Mitra Petani Tembakau tidak hanya mengamankan harga tembakau saat musim panen namun didesain untuk menjadi mitra petani mulai dari dari pembibitan, perawatan hingga panen.

Advertisement

“Jadi harapannya ada modal yang bisa dipinjamkan saat mau masa tanam, ada penyediaan pupuk, kemudian hasilnya di jual di gudang. Gambaran kemitraannya seperti itu,” jelas Suyitno.

Ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Boyolali, Teguh Sambodo, meminta pemerintah khususnya Pemkab Boyolali membuat formulasi yang bisa membantu petani tembakau dalam mengatasi permasalahan bisnis tembakau.
Dia mengakui, tata niaga tembakau tak pernah berpihak pada petani. Petani selalu dipermainkan oleh para pengepul tembakau.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif