SOLOPOS.COM - Suasana pintu masuk sisi utara di Terminal Tirtonadi, Solo, Senin (29/6/2015). Penggunaan cat warna merah muda pada dinding terminal merupakan salah satu strategi visual untuk memberikan kesan lembut terminal saat menyambut penumpang arus mudik Lebaran 2015. (JIBI/Solopos/Ivanovich Aldino)
Infrastruktur Solo, Pemkot akan menempatkan pelaku UMKM di jembatan penghubung Tirtonadi-Balapan.
Solopos.com, SOLO–Pemerintah Kota (Pemkot) Solo akan menempatkan pelaku usaha mikro kecil da menegah (UMKM) di sepanjang jembatan penghubung antarmoda (sky bridge) Terminal Tirtonadi dan Stasiun Balapan. Proyek pembangunan sky bridge menelan Rp21,5 miliar mulai dikerjakan, Rabu (1/6/2016).
Sebelum dikerjakan, Pemkot menggelar acara doa bersama yang diikuti warga dan karyawan Terminal Tirtonadi. Berdasarkan pantauan Solopos.com, acara selamatan dimulai doa bersama dipimpin K.H. Sofyan Fauzi dari Semanggi, Pasar Kliwon pukul 20.00 WIB.
Seusai didoakan, dilakukan potong tumpeng. Disiapkan dua tumpeng masing-masing tumpeng nasi kuning dan tumpeng nasi, serta dua ingkung ayam. Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Kota Solo Yosca Herman Soedrajat mengatakan acara selamatan digelar untuk memohon agar pelaksanaan pembangunan sky bridge berjalan lancer tanpa ada kendala apapun.
Seusai didoakan, dilakukan potong tumpeng. Disiapkan dua tumpeng masing-masing tumpeng nasi kuning dan tumpeng nasi, serta dua ingkung ayam. Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Kota Solo Yosca Herman Soedrajat mengatakan acara selamatan digelar untuk memohon agar pelaksanaan pembangunan sky bridge berjalan lancer tanpa ada kendala apapun.
“Proyek akan dikerjakan Rabu dengan dimulai sosialisasi atau kulo nuwun ke warga,” kata Herman, sapaan akrabnya.
Sosialisasi diperlukan lantaran pembangunan sky bridge sepanjang 360 meter dan lebar tiga meter dibangun melintasi jalan perkampungan. Sedikitnya ada 50 warga terdampak pembangunan jembatan penghubung antarmoda tersebut. Dua warga di antaranya bahkan terdampak langsung karena pembangunan jembatan tepat dibangun diatas rumah mereka. “Kalau yang lain hanya kanan kiri sky bridge, jadi perlu kehati-hatian,” katanya.
“Konsepnya memang kami libatkan UMKM untuk jualan di sepanjang sky bridge,” tuturnya.
Selain itu, Herman mengatakan sky bridge bakal terhubung dengan mal yang dibangun di terminal. Herman menargetkan pembangunan pusat perbelanjaan akan dikerjakan paling lambat tahun ini, dibangun di lantai dua hingga lima di terminal. Pembangunan murni dikerjakan oleh investor. Saat ini sudah ada tiga calon investor dan rencananya akan dipanggil pekan depan.
Sesuai konsep, Herman menjelaskan akan membangun kawasan terpadu di Terminal Tirtonadi Solo. Konsepnya, Herman mengatakan lantai atas terminal sisi barat akan dibangun sebagai pusat perbelanjaan.
“Penumpang terminal maupun pengantar datang dan parkir di lantai atas, kemudian masuk pusat perbelanjaan baru turun ke terminal. Begitu sebaliknya penumpang datang, pulang lewat pusat perbelanjaan karena kendaraannya diparkir di atas,” katanya.
Pembangunan terminal dengan sistem boarding pass diperkirakan menelan anggaran total mencapai Rp125 miliar. Pembangunan dilakukan secara bertahap. Hingga kini pembangunan tinggal menyelesaikan terminal sisi timur.
Kepala Dinas Pengelola Pasar (DPP) Subagyo sebelumnya mengatakan pusat perbelanjaan di Terminal Tirtonadi akan diisi dengan jenis dagangan seperti Pasar Klewer. Di mana jenis dagangan sebagian besar diisi oleh dagangan kain dan oleh-oleh khas Kota Solo. Hal ini berbeda dengan kondisi dagangan pasar tradisional, sehingga tidak mengganggu keberadaan pedagang pasar tradisional tidak jauh dari sekitar Terminal Tirtonadi.