News
Senin, 30 Mei 2016 - 19:40 WIB

SEKOLAH KEJURUAN JATENG : Baru 6 Persen SMK Yang Miliki Teaching Factory

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi pelatihan tenaga kerja (JIBI/Solopos/Dok.)

Sekolah kejuruan Jateng, sebanyak enam persen dari 1.541 SMK di Jateng yang miliki teaching factory.

Solopos.com, SOLO–Pemerintah terus mendorong pendirian teaching factory di sekolah-sekolah menengah kejuruan. Di Provinsi Jawa Tengah, sejak dicanangkannya Provinsi Jawa Tengah sebagai Provinsi Vokasi 2008 lalu, dari sebanyak 1.541 SMK yang ada di Jawa Tengah, baru sekitar 6 persen yang sudah mendirikan teaching factory. Salah satunya Teaching Factory SMK Negeri (SMKN) 4 Solo yang diresmikan, Senin (30/5/2016).

Advertisement

Dalam peresmian Gedung Teaching Factory tersebut, SMKN 4 Solo sekaligus meluncurkan Lembaga Sertifikasi Profesi Pihak 1 (LSP P1). Acara peresmian dihadiri Wali Kota Solo, F.X. Hadi Rudyatmo (Rudy), serta perwakilan dari Direktorat Pembinaan SMK Direktorat Jenderal (Ditjen) Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah, kepala-kepala SMK di Solo, serta tamu undangan.

Dalam sambutannya, Kepala SMKN 4 Solo, Suyono, mengatakan gedung yang diresmikan Senin tersebut adalah tahap pertama dan akan dilanjutkan dengan tahap kedua. Sumber dana pembangunan Gedung Teaching Factory berasal dari APBN 2014 dengan nilai sekitar Rp1,4 miliar, yang dikucurkan untuk SMKN 4 sebagai SMK rujukan. Dana tersebut ditambah dari dana masyarakat yang bersumber dari sumbangan pengembangan pendidikan senilai Rp870 juta.

“Untuk tahap kedua, masih dibutuhkan dana untuk pembangunannya. Pengalokasian bantuan dalam program SMK rujukan saat ini masih dalam proses. Menyusul pelaksanaan pelimpahan kewenangan pengelolaan SMA/SMK dari Pemkot kepada Pemerintah Provinsi mulai 2017, tentu kami berharap Pemerintah Provinsi Jawa Tengah nantinya bisa mengalokasikan dana bantuan, termasuk jika ada kemungkinan untuk menggalang partisipasi masyarakat,” katanya.

Advertisement

Sedangkan untuk peluncuran LSP P1 SMKN 4, Suyono mengatakan LSP tersebut sudah mendapatkan lisensi dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) 31 Juli 2015. LSP SMKN 4 merupakan LSP pertama di Jawa Tengah yang mendapatkan lisensi tersebut sehingga berhak melakukan uji kompetensi profesi bagi siswa SMK, baik untuk SMKN 4 maupun SMK lainnya.

“LSP SMKN 4 hingga saat ini sudah menguji sebanyak 1.318 siswa SMK,” terangnya.

Suyono berharap keberadaan Gedung Teaching Factory maupun LSP P1 SMKN 4 dapat dimanfaatkan oleh masyarakat.

Advertisement

Hal senada disampaikan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah, Nur Hadi Amiyanto dalam sambutannya yang dibacakan Kasi Pengendalian Mutu  Pendidikan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah, Imam Wali.

Dia memaparkan Program Teaching Factory di Jawa Tengah dikembangkan sejak 2009. Pemerintah Provinsi Jawa Tengah pun konsisten memberikan bantuan kepada SMK-SMK di wilayah itu. Hingga 2013, tercatat ada 80 SMK yang telah mendapatkan dana bantuan untuk program tersebut. Teaching factory diharapkan dapat meningkatkan kompetensi lulusan SMK.

“Juga dapat meningkatkan jiwa entrepreneurship siswa, meningkatkan produksi sekolah, hingga memperkuat jalinan kerja sama antara SMK dengan dunia usaha dan dunia industri,” kata Imam.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif