Soloraya
Senin, 30 Mei 2016 - 18:15 WIB

RUANG PUBLIK SOLO : Proyek Patung Soekarno Membaca Senilai Rp2,1 Miliar Dimulai

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Detail Engineering Design (DED) Plaza Manahan. (Mahardini Nur Afifah/JIBI/Solopos)

Ruang publik Solo, Pemkot melanjutkan proyek patung Soekarno membaca ditengah polemik penebangan pohon di Manahan.

Solopos.com, SOLO–Proyek pembangunan patung perunggu Proklamator Soekarno yang tengah membaca sebagai ikon baru Plaza Manahan resmi dimulai, Senin (30/5/2016). Penataan ruang terbuka hijau itu digelontor dana APBD senilai Rp4.790.081.000.

Advertisement

Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Solo, Hasta Gunawan, mengemukakan dari total anggaran yang diajukan, hampir separuhnya dialokasikan untuk pembuatan patung sosok Presiden RI pertama itu.

“Anggaran yang kami siapkan sekitar Rp4,9 miliar. Lelang proyeknya Rp4,7 miliar. Separuh anggarannya sekitar Rp2,1 miliar digunakan untuk pembuatan patung perunggu,” terangnya saat ditemui selepas penandatanganan kontrak pembangunan dengan PT Ayodhya Putra Darma selaku kontraktor yang disaksikan Tim Pengawal dan Pengamanan Pemerintahan dan Pembangunan Daerah (TP4D) di ruang kerjanya, Senin siang.

Advertisement

“Anggaran yang kami siapkan sekitar Rp4,9 miliar. Lelang proyeknya Rp4,7 miliar. Separuh anggarannya sekitar Rp2,1 miliar digunakan untuk pembuatan patung perunggu,” terangnya saat ditemui selepas penandatanganan kontrak pembangunan dengan PT Ayodhya Putra Darma selaku kontraktor yang disaksikan Tim Pengawal dan Pengamanan Pemerintahan dan Pembangunan Daerah (TP4D) di ruang kerjanya, Senin siang.

Hasta mengatakan patung Soekarno yang sedang membaca itu dibuat setinggi tiga meter di atas air mancur yang telah dibuat dalam proyek penataan Plaza Manahan tahap pertama. “Patung perunggu itu nantinya dari bawah tingginya sekitar tujuh meter. Patungnya sendiri tingginya tiga meter,” jelasnya.

Selain menyasar pembuatan patung Proklamator, dia mengatakan penataan Plaza Manahan tahap kedua diarahkan untuk pembuatan jalur pedestrian setebal 30 cm dengan material batu andesit dan penataan ruang terbuka hijau seluas 3.500 meter persegi.

Advertisement

Meskipun cukup kuat untuk menahan beban kendaraan, Hasta menyebutkan ke depan pihaknya tetap membatasi akses untuk kendaraan bertonase berat melintasi kawasan yang bakal digunakan sebagai ruang publik baru itu.

Disinggung soal wacana pemerintah menebang pohon cemara tua di kawasan Plaza Manahan, Hasta masih menanti keputusan Wali Kota Solo, F.X. Hadi Rudyatmo.

“Pemotongan pohon [perizinan] sepenuhnya di tangan Pak Wali. Nanti dari pemohon [kontraktor] yang mengajukan,” katanya.

Advertisement

Menurut Hasta, pihaknya tidak menutup mata pada polemik penebangan pohon yang menuai kritik kalangan pencinta lingkungan itu. Di sisi lain, sambungnya, pembangunan proyek miliaran rupiah tersebut diproyeksi juga bakal menuai kritik apabila tertutup pohon cemara rindang yang menjulang di depan pintu utama Stadion Manahan.

“Pohon itu memang mencirikan keramahan dan kerindangan. Tapi keberadaan cemara di plaza mengganggu jarak pandang taman dan membahayakan pengguna jalan karena umurnya sudah tua. Di satu sisi kami dikritisi pecinta lingkungan kalau menebang pohon. Tapi di sisi lain kami dikritisi kalangan seniman kalau membiarkan bangunan yang sudah dibangun dengan susah payah tertutup pohon,” ujarnya.

Untuk mengantisipasi polemik tersebut, Hasta membeberkan dia sudah menyiapkan solusi apabila penebangan tujuh pohon cemara tua yang selama ini menjadi ikon Manahan disetujui Wali Kota Solo.

Advertisement

“Sesuai aturan, pemohon tetap kami arahkan mengganti satu pohon dengan 10 pohon pengganti. Bagian belakang Plaza Manahan yang menjadi gerbang Stadion Manahan juga akan kami poles lebih hijau dan rindang kalau pohon bagian depannya jadi ditebang. Latar hijau rindang ini nanti jadi background Plaza Manahan,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif