Jateng
Senin, 30 Mei 2016 - 07:50 WIB

Balai Bahasa Jateng Yakin Bahasa Indonesia Layak Jadi Bahasa Internasional

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kepala Balai Bahasa Jawa Tengah (Jateng), Pardi Suratno, menyampaikan materi pada Lokakarya Penggunaan Bahasa Indonesia di Media Massa di Semarang, Sabtu (28/5/2016). (JIBI/Semarangpos.com/Istimewa)

Bahasa Indonesia yang memiliki jumlah penutur sekitar 250 juta berpotensi menjadi bahasa internasional.

Semarangpos.com, SEMARANG – Bahasa Indonesia mempunyai peluang besar menjadi bahasa internasional yang digunakan pada forum resmi Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB).

Advertisement

Hal ini diungkapkan Kepala Balai Bahasa Jawa Tengah (Jateng) Pardi Suratno kepada wartawan di sela-sela Lokakarya Penggunaan Bahasa Indonesia di Media Massa di Semarang, Sabtu (28/5/2016).

Alasannya menurut Pardi, karena bahasa Indonesia memiliki jumlah penutur yang banyak yakni mencapai 250 juta orang. ”Salah satau persyaratan menjadi bahasa internasional yang digunakan dalam forum PBB adalah memilik jumlah penutur yang banyak,” katanya pada lokakarya yang digelar Balai Bahasa Jateng bekerja sama dengan Kelompok Diskusi Wartawan (KDW) Jateng tersebut.

Menurut dia, jumlah penutur bahasa Indonesia tercatat menduduki peringkat tujuh besar dunia, sehingga memiliki potensi untuk menjadi bahasa internasional. Agar bisa menjadi bahasa internasional, lanjut Pardi, maka pemerintah Indonesia perlu membentuk lembaga khusus untuk melakukan pendekatan dengan negara lain guna mendapatkan dukungan.

Advertisement

”Indonesia bisa mencontoh, pemerintah Tiongkok yang telah membentuk departemen yang menangani bahasa China agar bisa menjadi bahasa internasional,” ujarnya.

Dalam kesempatan itu, Pardi menyatakan bahasa dapat menunjukkan karakter seseorang atau masyarakat bangsa yang memiliki budaya tinggi. ”Sesorang dapat dilihat karakternya melalui penggunaan bahasa yang digunakan,” tandasnya.

Pardi menambahkan, peran media massa dalam mencerahkan masyarakat untuk berbahasa yang baik dan benar sangat besar. ”Melalui lokakarya yang melibatkan kalangan media massa merupakan bagian dari program gerakan nasional literasi bangsa,” ucapnya.

Advertisement

Sementara itu, Ali Arifin selaku Dewan Penasihat KDW Jateng mengatakan pihaknya mendorong penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar di media massa. ”Bahasa jurnalistik yang digunakan media harus tetap berpedoman kepada Ejaan Yang Disempurnakan [EYD] bahasa Indonesia,” tandas dia.

Lokakarya yang diikuti 40 peserta yang terdiri atas pegiat lembaga penerbitan mahasiswa (LPM) dari Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang, Universitas Dian Nuswantoro (Udinus), dan Universitas Diponegoro (Undip), serta jurnalis media massa umum itu berakhir Minggu (29/5/2016).

 

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif