Soloraya
Minggu, 29 Mei 2016 - 11:40 WIB

WISATA KLATEN : Ini Yang Jadi Pengganggu Ekosistem Rawa Jombor

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sejumlah warga bergotong royong membersihkan eceng gondok di rawa jombor, Krakitan, Bayat, Klaten, Sabtu (28/5/2016). Eceng gondok di rawa jombor dinilai sudah mengganggu ekosistem perairan tersebut. (Ponco Suseno/JIBI/Solopos)

Wisata Klaten, Rowo Jombor terkendala eceng gondok dalam pengembangan wisata.

Solopos.com, KLATEN–Perairan rawa jombor yang memiliki luas 190 hektare di Krakitan, Bayat, Klaten terancam tertutupi eceng gondok dalam satu tahun ke depan. Pertumbuhan eceng gondok di rawa jombor dinilai mengganggu ekosistem di perairan tersebut.

Advertisement

Kepala Desa (Kades) Krakitan, Nurdin, mengatakan eceng gondok yang ada saat ini sudah menutupi sepertiga rawa jombor. Pembersihan rawa jombor mendesak dilakukan secara berkesinambungan.

“Seperti hari ini [kemarin], warga krakitan dan sekitarnya dengan relawan serta jajaran Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Klaten mengadakan kegiatan resik-resik. Kegiatan ini patut didukung dan harus dilakukan secara bertahap. Jangan berhenti di sini. Soalnya, pertumbuhan eceng gondok di sini sudah sangat parah. Kalau tidak sering dibersihkan, kami memperkirakan satu tahun ke depan rawa jombor akan tertutupi eceng gondok,” kata Nurdin, saat ditemui wartawan di kompleks rawa jombor, Sabtu (28/5/2016).

Nurdin mengatakan kegiatan bersih-bersih eceng gondok kali terakhir berlangsung tahun 2012. Setelah itu, kegiatan bersih-bersih eceng gondok tidak pernah dilakukan. Selain mempengaruhi ekosistem, eceng gondok di rawa jombor juga tidak bisa diolah menjadi bahan kerajinan yang bernilai ekonomi, seperti bahan membuat tas, sandal, dan yang lainnya.

Advertisement

“Panjang eceng gondok di sini kurang memenuhi pasaran [minimal 30 centimeter]. Di sini, tidak ada yang ahli mengolah eceng gondok untuk diubah menjadi barang yang memiliki nilai ekonomi. Eceng gondok ini juga mengganggu keindahan pemandangan di kawasan warung apung di rawa jombor. Kami pasrah dengan kondisi ini,” katanya.

Hal senada dijelaskan warga yang berdomisili di kawasan rawa jombor, yakni Basuki, 50. Upaya manual yang dilakukan warga dalam membersihkan eceng gondok dinilai belum dapat berjalan maksimal.

“Pertumbuhan eceng gondok sangat cepat. Sebagai warga, kami hanya berharap kegiatan resik-resik terus dilakukan ke depan. Agar eceng gondok di sini hilang,” katanya.

Advertisement

Camat Bayat, Edy Purnomo, mengatakan warga yang menggantungkan hidupnya di rawa jombor sangat banyak. Hal itu seperti para petani ikan, pemilik warung karamba, dan lain sebagainya.

“Eceng gondok di sini memang menjadi persoalan klasik. Eceng gondok di sini bisa dicacah dan dimanfaatkan sebagai pupuk organik atau pakan ternak,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif