Soloraya
Minggu, 29 Mei 2016 - 18:40 WIB

PKL SOLO : Penarik Retribusi Pedagang Sunday Market Diupah Rp300.000

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - PKL masih bertahan dengan menggelar lapak di jalan yang melingkari lapangan sepak bola di kompleks Stasion Manahan sisi utara, Minggu (29/5/2016). (Irawan Sapto Adhi/JIBI/Solopos)

PKL Solo, penarik retribusi PKL Sunday Market diupah Rp300.000.

Solopos.com, SOLO–Koordinator lapangan (korlap) penarik retribusi pedagang kaki lima (PKL) Sunday Market dikabarkan mendapat upah dari Paguyuban masing-masing sebanyak Rp300.000 per Minggu.

Advertisement

“Saya dapat informasi dari kenalan yang jadi pengurus [Paguyuban], mereka yang jadi penarik retribusi PKL dapat jatah Rp300.000 sekali jalan,” kata seorang PKL Sunday Market, S, 33, saat menanggapi pertanyaan Solopos.com soal pendapatan pengurus PKL, Minggu (29/5/2016).

S menilai sangat menguntungkan bisa menjadi penarik retibusi PKL Sunday Market. Bahkan, canda dia, upah yang diterima para penarik retribusi tersebut lebih banyak ketimbang pendapatan PKL Sunday Market yang berjualan dari pagi hingga siang. S mengaku tidak mengetahui secara pasti soal upah pengurus Paguyuban karena tidak pernah dikasih tahu.

“Mereka [pengurus Paguyuban] tidak pernah sosialisasi terbuka kepada PKL. Kami tidak tahu [upah pengurus Paguyuban]. Saya tahu ada angka Rp300.000 itu juga tidak sengaja karena ngobrol dengan teman yang jadi pengurus. Itu pun sudah cukup lama. Tidak tahu sekarang upahnya berapa,” kata S.

Advertisement

S enggan disebut namanya secara lengkap karena tidak enak hati dengan pengurus Paguyuban. Dia bercerita kepada Solopos.com karena ingin jujur tentang informasi yang pernah dia dengar. Bahkan, menurut S, penarik retribusi atau pengurus Paguyuban kadang mendapatkan upah lebih dari Rp300.000 per Minggu.

“Kayaknya sudah menjadi rahasia umum. Banyak PKL yang rasan-rasan soal itu [upah pengurus Paguyuban] juga. Kami tidak masalah pengurus dapat uang sebanyak itu. Cuma lebih baik kan mereka transparan, setidaknya dengan para PKL. Kalau lebih terbuka, saya rasa akan lebih enak kan? Tidak ada kecurigaan,” papar S.

Senada dengan S, PKL Sunday lain berinisial Sp, 56, menyebut pengurus Paguyuban bisa mengantongi uang hingga Rp300.000 per Minggu. Dia menceritakan informasi tersebut diperoleh dari sesama PKL Sunday Market.
Menurut Sp, PKL Sunday Market kerap merumpi soal tarikan retribusi dan pendapatan pengurus Paguyuban. Dia mengaku tidak pernah mendapatkan informasi itu langsung dari pengurus Paguyuban.

Advertisement

“Kadang ya kami cerita soal uang retribusi buat apa? Namanya juga penasaran. Saya sekarang ditarik retribusi Rp10.000 per Minggu. Sedangan teman-teman saya ada yang ditarik Rp7.000 sampai Rp15.000 per Minggu. Kalau [retribusi] ribuan PKL dijumlah hasilnya berapa ya? Ada yang bilang, Paguyuban bisa mengumpulkan Rp15 juta sekali Sunday Market,” jelas Sp yang ogah disebut namanya karena menilai sensitif membicarakan upah.

Saat dimintai konfirmasi soal upah yang diterima dari Paguyuban PKL Sunday Market, seorang penarik retribusi, Sarno, enggan menjawab. Dia sama sekali tidak mau membeberkan nominal upah yang diperoleh dari Paguyuban. Sarno meminta Solopos.com bertanya langsung kepada Ketua Paguyuban PKL Sunday Market, Joni Jondari.

Namun, saat ditemui Solopos.com di kompleks Stadion Manahan, Joni Jondari, enggan juga untuk berkomentar soal upah yang diterima penarik retribusi atau pengurus Paguyuban Sunday Market. Dia sama sekali tidak mau menjawab pertanyaan Solopos.com, termasuk soal jumlah pengurus Paguyuban PKL Sunday Market.

Ditanya soal lain, yakni rencana penataan PKL Sunday Market, Joni tetap tidak mau merespons. Dia mengutarakan alasan tutup mulut karena menunggu persoalan di Sunday Market bisa reda. Ditanya persoalan macam apa, Joni ogah memberi tahu. Dia lantas pergi dengan membonceng sepeda motor.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif