Soloraya
Minggu, 29 Mei 2016 - 17:40 WIB

PENCURIAN SRAGEN : Curi Motor, Warga Karanganyar Dihajar Massa

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Harto, 35, orang gila asal Dukuh Tengklek RT 001/RW 005, Desa Ganten, Kecamatan Kerjo, Karanganyar (kanan) diinterogasi penyidik di ruang penyidikan Polsek Karangmalang, Sragen, Minggu (29/5/2016) siang. (Tri Rahayu/JIBI/Solopos)

Pencurian Sragen terjadi di Tamansari, Karangmalang, Sragen.

Solopos.com, SRAGEN–Aksi pencurian kendaraan bermotor (curanmor) terjadi di depan Toko Serba Ada (Toserba) Seka di Kampung Tamansari, Karangmalang, Sragen, Minggu (29/5/2016) pukul 19.30 WIB.

Advertisement

Harto alias Pekok, 35, dihajar massa lantaran tepergok membawa kabur motor Honda Supra X berpelat nomor AD 4963 PY milik karyawan Toserba Seka, Risky Fitriani Nur Hasazah, 19.

Peristiwa itu bermula saat Harto terlihat mondar-mandir di depan toserba. Sutrisno, 34, karyawan Toserba Seka asal Mojo Kulon RT 004/RW 007, Kelurahan Sragen Kulon, Sragen, memperhatikan gerak-gerik Harto lewat kamera CCTV. Harto sempat masuk toserba itu kali kedua. Bahkan sempat ke toliet yang disediakan toserba itu pula. Sesaat kemudian, Harto mendekati motor Honda Supra X itu dan membawa motor itu kabur ke arah barat atau Kampung Mojo.

Risky, warga Kampung/Kelurahan Karangtengah RT 003/RW 004, Sragen, langsung berteriak maling begitu melihat motornya dibawa kabur. Sutrisno tak ambil pusing langsung berlari mengejar pencuri. Warga sekitar stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) yang terletak di depan Toserba Seka ikut mengejar. Hingga sampai di simpang empat Jl. Ring Road Selatan, Harto terjatuh setelah menabrak pengendara motor Honda Kharisma tak dikenal.

Advertisement

“Awalnya, warga berdatangan ke lokasi karena ada kecelakaan. Yang ditabrak itu, sepasang suami istri dan satu anak-anak. Saya langsung menangkap Harto itu. Begitu warga tahu kalau Harto itu pelaku curanmor, warga langsung menghajar Harto habis-habisan. Aksi massa itu dihentikan aparat Polsek Karangmalang yang berpakaian preman. Harto digelandang ke Mapolsek Karangmalang,” ujar Sutrisno saat ditemui Solopos.com di Polsek Karangmalang.

Aparat Polsek Karangmalang yang dipimpin AKP Agus Irianto menginterogasi pelaku. Agus agak naik darah ketika Harto menjawab pertanyaan penyidik seperti orang tolol. Agus juga memerintahkan anggota Polsek Karangmalang untuk mencari korban yang ditabrak Harto.

“Infomasi dari anggota, tak ada korban kecelakaan di sejumlah rumah sakit. Kami menduga korban kecelakaan itu rawat jalan. Kami juga tak bisa mengidentifikasi pelat nomor korban kecelakaan itu,” ujar Agus mewakili Kapolres Sragen AKBP Cahyo Widiarso saat ditemui di Mapolsek Karangmalang.

Advertisement

Proses interogasi yang berlangsung lebih dari satu jam tak membuahkan hasil. Polisi hanya berhasil mendapatkan identitas Harto. Kasat Reserse dan Kriminal Polres Sragen AKP Maryoto turut memeriksa Harto juga tak mendapat hasil. Berdasarkan hasil keterangan Harto yang tidak nyambung, polisi menduga Harto mengalami gangguan jiwa. Maryoto berupaya menghubungi keluarga dan perangkat desa asal Harto, yakni di Dukuh Tengklek RT 001/RW 005, Desa Ganten, Kercamatan Kerjo, Karanganyar.

Dari keterangan Kepala Desa Gaten, Maryoto baru menyimpulkan bila Harto benar-benar gila dan dibuktikan dengan kartu keterangan dokter. Harto memiliki dua anak dan istrinya menjadi tenaga kerja wanita (TKW) di Malaysia. Aparat Polsek Karangmalang mencatat Harto melakukan curanmor kali ketiga dan sempat dihajar massa di wilayah Karanganyar dan Jambangan, Kedawung.

Kapolres Sragen, AKBP Cahyo Widiarso, saat ditemui wartawan, Minggu sore, menyampaikan Harto terbukti tidak normal atau gila. Kapolres mengatakan Harto langsung dikirim ke Rumah Sakit Jiwa (RSJ) untuk penanganan lebih lanjut.

“Tadi, kami sudah mengumpulkan pihak keluarga. Ternyata memang benar ada surat keterangan dari rumah sakit tentang kondisi kejiwaan pelaku,” tuturnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif