Jogja
Sabtu, 28 Mei 2016 - 09:20 WIB

RAZIA BANTUL : Hormati Warga Puasa, Karaoke Pantai Selatan Tutup Siang Hari

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi karaoke (Dok/JIBI)

Razia Bantul yang rutin digelar mempengaruhi pendapatan pengusaha karaoke.

Harianjogja.com, BANTUL- Razia Bantul yang digelar rutin menyurutkan kunjungan karaoke Parangkusumo-Parangtritis, Bantul.

Advertisement

Ketua Paguyuban Pengusaha Karaoke Parangkusumo-Parangtritis Bantul Rohadi alias Krambil mengatakan, sejak razia terus digelar sebulan terakhir di pantai selatan, pelanggan karaoke menurun hingga 75% sejak razia marak sebulan terakhir. Lantaran sepi pengunjung, sebagian lapak karaoke memilih tidak beroperasi tiap malam.

Hampir tiap malam aparat menggelar razia. Operasi tersebut dilakukan secara bergilir antar lembaga.

Advertisement

Hampir tiap malam aparat menggelar razia. Operasi tersebut dilakukan secara bergilir antar lembaga.

“Kadang razia dari Polda, besoknya Polres terus Satpol PP [Satuan Polisi Pamong Praja]. Jadi hampir tiap malam,” ungkap Rohadi, Jumat (27/5/2016).

Ketua Paguyuban Pengusaha Karaoke Parangkusumo-Parangtritis Bantul Rohadi alias Krambil
menyampaikan petugas terus menggelar razia minuman keras dan praktik prostitusi di pantai selatan. Kondisi tersebut menurutnya membuat usaha karaoke tidak kondusif sehingga pelanggan enggan berkaraoke di tempat tersebut. Padahal paguyuban telah mengimbau ke anggotanya untuk tidak menjual miras agar tidak menjadi target aparat.

Advertisement

Anjloknya bisnis karaoke menurutnya berdampak pada penurunan penghasilan lebih dari 300 pemandu karaoke selain pengusaha karaoke yang berjumlah sekitar 35 orang.

Menurunnya geliat usaha karaoke diprediksi tetap berlangsung sebab pada puasa nanti pihaknya terpaksa membatasi jam buka karaoke untuk menghormati warga yang menjalankan ibadan puasa. Pada pekan pertama Ramadan, paguyuban sepakat tidak beroperasi. Setelah itu, lapak karaoke kembali dibuka dengan jam operasi terbatas.

“Bukanya mulai jam sepuluh malam hingga jelang ibadah sahur. Kalau sebelumnya buka dari siang,” papar dia.

Advertisement

Rohadi berharap, hiburan malam di pantai selatan itu kembali bergeliat. Sebab ia mengklaim bisnis karaoke perlahan melepaskan para perempuan di pesisir dari profesinya sebagai pekerja seks.

Sementara itu di Sanden, Bantul Polsek setempat pada Kamis (26/5/2016) lalu memanggil sejumlah pengusaha karaoke di Pantai Samas. Polisi meminta, pengusaha karaoke menutup lapak usaha mereka. Selain menutup usaha karaoke, polisi juga meminta agar praktik prostitusi dan penjualan minuman keras di pantai selatan itu dihentikan.

Para pengusaha karaoke diminta menandatangani surat pernyataan agar menutup usaha mereka. “Kalau kesepakatan itu dilanggar, Polsek Sanden akan menindak sesuai hukum yang berlaku,” kata Iptu Tri Haryana Kepala Unit Pembinaan Masyarakat (Binmas) Polsek Sanden

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif