News
Jumat, 27 Mei 2016 - 18:19 WIB

Picu Inflasi Juni, Inilah Besaran Gaji Ke-13 & THR PNS dan Pejabat

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - PNS baru Pemkab Madiun menerima SK, Selasa (17/3/2015). (JIBI/Solopos/Antara/Siswowidodo)

Gaji PNS ke-13 dan THR akan cair sebelum Lebaran 2016 dan diprediksi memacu inflasi.

Solopos.com, JAKARTA — Pemberian gaji ke-13 dan tunjangan hari raya kepada aparatur sipil negara/pegawai negeri sipil (PNS) menjadi motor pergerakan konsumsi pada Ramadan 2016 Juni mendatang.

Advertisement

Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus DW Martowardojo mengatakan beberapa perusahaan publik mengalami penurunan penjualan sehingga gaji ke-13 dan tunjangan hari raya (THR) PNS diharapkan membantu pengeluaran konsumen sehingga konsumsi akan lebih baik. “Jadi memang ada sedikit menurun, namun kita melihat bahwa kalau nanti gaji ke 13 dan 14 dibayarkan Juni 2016, ini akan membantu pengeluaran,” katanya, di Jakarta, Jumat (27/5/2016).

Pemerintah berencana memberikan gaji ke-13 PNS sebesar penghasilan sebulan pada Juni 2016. Untuk PNS, anggota TNI/Polri meliputi gaji pokok, tunjangan keluarga, tunjangan jabatan/tunjangan umum dan tunjangan kinerja. Sedangkan bagi pejabat negara, gaji ke-13 meliputi gaji pokok, tunjangan keluarga, dan tunjangan jabatan.

Sementara itu, THR akan diberikan sebesar gaji pokok pada Juni 2016. THR untuk penerima pensiun/tunjangan hanya 50% dari pensiun pokok/tunjangan pada Juni 2016.

Advertisement

Menjelang Ramadhan, justru inflasi masih diperkirakan rendah. BI memperkirakan inflasi pada Mei 2016 akan berada di level 0,19% (mtm) dan 3,3% (yoy). Agus mengatakan tekanan di produk holtikultura termasuk cabai cenderung lebih turun, sementara faging ayam masih mengalami pelonjakan.

“Jadi secara umum kami masih optimis target 4% plus minus 1% masih akan bisa dicapai tahun ini,” ujarnya.

Direktur Penelitian Center of Reform on Economics (CORE) Mohammad Faisal mengatakan pada tahun lalu terdeteksi inflasi berada di level 0,54% pada bulan menjelang bulan puasa karena konsumsi mulai merangkak naik. Tahun ini, perlambatan ekonomi mempengaruhi pola konsumsi masyarakat.

Advertisement

Sepanjang Januari-April 2016, inflasi cenderung rendah bahkan April 2016 mengalami deflasi 0,45% menunjukkan kenaikan harga konsumsi yang tidak tinggi menjadi indikator permintaan yang belum kuat. “Inflasi yang terjadi di bulan sebelum bulan Ramadan itu biasa karena konsumsi besar, tapi tahun ini sepertinya income sedang tidak terlalu baik,” ucapnya.

Dia memprediksi inflasi akan cenderung naik pada Mei 2016 sekitar 0,18%-0,2%. Nantinya, konsumsi sandang dan pangan menjadi andalan peningkatan pembelian oleh konsumen. Inflasi juga akan merangkak naik pada bulan puasa dan Idul Fitri. “Pada Juli, pas momen Lebaran akan terjadi inflasi, di Juni juga bahkan bisa lebih tinggi,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif