Soloraya
Jumat, 27 Mei 2016 - 22:15 WIB

KONGRES PANGAN DUNIA : 2 Desa di Boyolali Mulai Siapkan Sawah Percontohan

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi sawah (Dok. SOLOPOS)

Kongres pangan dunia, Pemkab Boyolali mulai menyiapkan sawah percontohan.

Solopos.com, BOYOLALI–Pemerintah Desa (Pemdes) Trayu dan Tanjungsari, Kecamatan Banyudono, mulai menyiapkan 100 hektare tanah untuk pelaksanaan Kongres Pangan Dunia, Oktober mendatang.

Advertisement

Lahan yang akan digunakan adalah lahan milik petani. Petani akan terlibat langsung dalam persiapan kongres tersebut. Sebelumnya, Kepala Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan (BKP3) Boyolali, Juwaris, meminta kesediaan petani agar mau berpartisipasi dalam ajang tingkat dunia ini. Salah satu caranya dengan bersedia menanam padi serentak pada 26 Juli mendatang.

Kepala Desa (Kades) Tanjungsari, Joko Sarjono, menjelaskan petani bersedia menanam serentak pada 26 Juli setelah ada kepastian bahwa petani akan mendapatkan bantuan sarana produksi pertanian. “Ya, informasi dari pemerintah, petani yang terlibat dalam kongres pangan akan mendapatkan bantuan, mulai benih, pupuk, peralatan, hingga pembinaan. Akhirnya petani pun antusias,” kata Joko, saat ditemui Solopos.com, Jumat (27/5/2016).

Tanjungsari sudah menyiapkan 50 hektare sawah petani untuk dipanen raya saat Kongres Pangan Dunia. “Presiden Joko Widodo akan panen raya di Tanjungsari,” imbuh Bupati Boyolali, Seno Samodro.

Advertisement

Pemdes Trayu juga mulai menyosialisasikan agenda Kongres Pangan Dunia kepada para petani. Mereka memasang spanduk berisi pengumuman bahwa batas akhir masa tanam padi untuk wilayah Desa Trayu adalah pertengahan Mei lalu. “Dengan demikian, petani bisa menanam padi kembali secara serentak pada 26 Juli,” kata Kaur Kesra Desa Trayu, Nur Budi, belum lama ini.

Dia menyatakan petani di Desa Trayu sangat antusias menyambut kegiatan tersebut. Namun untuk saat ini petani masih bingung dengan rencana teknis tanam serantak tersebut. “Apakah semua proses tanam hingga panen difasilitasi oleh pemerintah atau modal petani sendiri. Petani masih merasa kesulitan terkait kebutuhan tenaga kerja,” papar dia.

Juwaris menambahkan kesediaan dan kesiapan petani menjadi faktor penting untuk penyelenggaraan kongres. Tanam padi di dua desa itulah yang akan menjadi percontohan dan dipamerkan kepada delegasi dari 20 negara peserta kongres. Oleh karena itu, saat ini dia terus menyosialisasikan kegiatan itu dengan melibatkan kecamatan, desa, dan kelompok tani.

Advertisement

“Kami sangat berharap petani mendukung kegiatan ini. Kami siap mengganti tanaman yang  sudah ditanam sekarang,” imbuh Juwaris.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif