Jogja
Jumat, 27 Mei 2016 - 08:55 WIB

WISATA JOGJA : Jadi Kawasan Semi-Pedestrian, Jalan Kauman Dipercantik

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Mobil keliling PT.Pos Indonesia yang melayani di halaman Masjid Gede Kauman diburu masyarakat untuk membeli prangko edisi gerhana. (Ujang Hasanudin/JIBI/Harian Jogja)

Pemkot Jogja berencana membuat kebijakan baru.

 

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA – Dinas Perhubungan Kota Jogja berencana menjadikan Jalan Kauman menjadi kawasan semi-pedestrian seperti kawasan Malioboro.

Kepala Bidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, Dinas Perhubungan Kota Jogja, Golkari Made Yulianto menilai kawasan itu pas, lantaran Jalan alternatif dari Alun-alun Utara (Altar) menuju Taman Parkir Ngabean itu kini sudah ramai pejalan kaki sejak Altar menjadi larangan masuk kendaraan dan berfungsinya Taman parkir Ngabean.

Golkari menyatakan untuk menjadikan kawasan semi pedestrian butuh sarana dan prasarana pendukung, di antaranya ketersediaan trotoar. Untuk pengadaan trotoar ia berharap Dinas Permukiman, Sarana dan Prasarana Wilayah (Kimpraswil) bisa mengupayakannya.

Advertisement

Golkari menilai Jalan Kauman dan Jalan Agus Salim selama sudah seperti semi pedestrian karena banyak lalu lalang wisatawan. Namun disisi lain, lokasi tersebut juga terkadang padat kendaraan.

“Maka pejalan kaki itu kita fasilitasi supaya nyaman, bisa jadi nanti jadi Malioboro kedua,” ucap Gokari, o seusai acara Sosialisasi dan Pembinaan Pengemudi Angkutan Tidak Bermotor (Becak dan Andong) di Ndalaem Yudhanegaran, Kamis (26/5/2016)

Sementara, Ketua Forum Komunikasi Komunitas Ngabean, Muhammad Fuad mengatakan sebagai masyarakat ia mendukung sepenuhnya setiap program penataan kota Jogja yang dilakukan pemerintah selama pemerintah, menurutnya, konsisten dan konsekuen tanpa menimbulkan masalah.

Advertisement

Fuad menilai, penataan kawasan Altar sampai saat ini belum semua tuntas, masih banyak pekerjaan rumah, seperti kesejahteraan warga yang dulu mencari rezeki di Altar yang belum pulih, pemerintah juga diakuinya belum mengotmalkan penggunaan altar sebagai ruang publik.

“Wacana pedestrian sebelum merampungkan banyak pekerjaan rumah penataan terdahulu akan menambah persoalan baru,” ujar Fuad.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif