Soloraya
Kamis, 26 Mei 2016 - 14:40 WIB

RUANG PUBLIK WONOGIRI : Alun-Alun Akan Ditata, Panggung Budaya Dibongkar

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Bupati Wonogiri, Joko Sutopo, meninjau Panggung Budaya di kompleks Alun-alun Giri Krida Bhakti, Rabu (25/5/2016). Menurut rencana ke depan alun-alun ditata dan bangunan panggung diratakan. (Bayu Jatmiko Adi/JIBI/Solopos)

Ruang publik Wonogiri, Pemkab akan membongkar panggung budaya di Alun-Alun Wonogiri.

Solopos.com, WONOGIRI–Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Wonogiri akan membongkar bangunan Panggung Budaya yang berada di Alun-alun Giri Kridha Bakti. Alasan pembongkaran, karena selama ini bangunan tersebut tidak terdaftar sebagai aset daerah.

Advertisement

Selain itu bangunan sepanjang 30 meter dan lebar 10 meter tersebut dibangun bukan dari anggaran APBD. “Bicara aset negara, berarti semua kan harus terlindungi dengan aturan yang ada. Kalau objek menyalahi aturan harus dikoreksi. Ketika proses perencanaan pembangunannya tidak baik, tentunya akan berdampak pada proses pemeliharaannya,” ungkap Bupati Wonogiri, Joko Sutopo, saat ditemui wartawan di alun-alun, Rabu (25/5/2016). Dia berharap aset-aset pemerintah tidak menjadi polemik di kemudian hari.

Menurut Joko, alun-alun ke depan harus memiliki fungsi maksimal bagi aktivitas warga. Untuk itu segera akan dilakukan revitalisasi alun-alun, termasuk pembongkaran bangunan panggung pertunjukan.

“Pada anggaran perubahan 2016 akan kami anggarkan sekitar Rp500 juta untuk penataan alun-alun. Anggaran kemungkinan akan banyak tersedot untuk pembongkaran panggung. Tapi tidak masalah,” kata dia. Sesuai perencanaan awal, alun-alun akan dilengkapi dengan fasilitas jogging track, area hot spot, kursi taman dan sebagainya. Penerangan kawasan tersebut juga akan dibenahi.
“Harapan kami, pada pagi hari alun-alun dapat digunakan untuk area olahraga warga, siang hari untuk kegiatan lain termasuk kegiatan pemerintahan, kemudian pada malam hari menjadi pusat kegiatan ekonomi warga,” kata dia.

Advertisement

Secara berkelanjutan, di lokasi tersebut juga akan disiapkan fasilitas air bersih dan listrik untuk para PKL di sore hari. “Kami beri toleransi untuk para PKL berjualan di sore hari. Untuk lokasinya tidak akan ada perubahan, hanya kami akan mengatur jamnya [berjualan],” kata dia.

Berdasarkan prasasti yang ada di dinding bangunan Panggung Budaya, bangunan permanen tersebut diresmikan pada 28 Oktober 2010 oleh Bupati Wonogiri saat itu, Begug Purnomosidi. Menurut Kepala Bagian Pembangunan Sekretariat Daerah (Setda), Aris Tri Budoyo, bangunan tersebut mulai dibangun sekitar 2008 lalu. “Kalau bangunannya belum tercatat di aset. Anggaran pembangunan juga non APBD,” kata dia yang saat itu mendampingi Joko Sutopo di alun-alun.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif