News
Kamis, 26 Mei 2016 - 16:39 WIB

Kurs Rupiah Ditutup Menguat 52 Poin, Seiring Kenaikan Harga Minyak

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi menghitung uang tunai rupiah (Rahmatullah/JIBI/Bisnis)

Kurs rupiah kembali ditutup menguat hari ini melanjutkan penguatan kemarin seiring kenaikan harga minyak.

Solopos.com, JAKARTA — Kurs rupiah kembali bergerak menguat hari ini, Kamis (26/5/2016), setelah penguatan dolar AS terhenti kemarin. Rupiah ditutup di level Rp13.585/dolar AS atau ditutup menguat 0,38% atau 52 poin.

Advertisement

Sebelumnya, pagi tadi rupiah dibuka terapresiasi 0,11% atau 15 poin ke Rp13.622/dolar AS pada awal transaksi perdagangan. Adapun kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) terapresiasi 0,41% atau 56 poin ke level Rp13.615/dolar AS hari ini.

Pada siang hari, Bank Indonesia mematok kurs tengah di posisi Rp13.615/dolar AS atau terapresiasi 0,41% atau 56 poin dari posisi Rp13.671/dolar kemarin. Kurs jual ditetapkan di Rp13.683 per dolar AS, sedangkan kurs beli berada di Rp13.547 per dolar AS. Selisih antara kurs jual dan kurs beli adalah Rp136.

Dalam risetnya, ekonom Samuel Sekuritas Indonesia, Rangga Cipta, memprediksi indeks dolar AS yang kembali melemah seiring dengan harga minyak yang naik tajam semalam berpeluang menjaga sentimen penguatan rupiah pada perdagangan hari ini.

Advertisement

Dolar AS melemah merata di pasar Asia hingga kemarin sore menyusul kembalinya tren kenaikan harga minyak mentah. Pelemahan dolar membantu rupiah untuk menguat walaupun masih berada di atas Rp13.500/dolar AS.

Penguatan dolar AS tertahan seiring persediaan minyak mentah AS yang turun melebihi perkiraan pasar mendorong harga minyak Brent untuk naik mendekati level US$50 per barel. Pelemahan dolar juga sudah terlihat semenjak pembukaan perdagangan pasar keuangan Asia pada Rabu yang juga dibarengi oleh penguatan indeks harga saham.

Pada sisi lain, menurutnya, optimisme pemerintah bahwa tax amnesty bisa dilaksanakan pada Juli 2016 sedikit mengurangi ketidakpastian yang ada di pasar keuangan. Namun perlu diwaspadai tekanan pelemahan rupiah yang biasanya tinggi menjelang FOMC meeting yang pada Juni 2016 dijadwalkan pada 14 Juni-15 Juni.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif