Soloraya
Kamis, 26 Mei 2016 - 23:23 WIB

Diwarnai Ketegangan, Acara Refleksi Momen 1998 di Solo Dibubarkan

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Solopos/Dok)

Acara Refleksi Momen 1998 di Solo dibubarkan.

Solopos.com, SOLO — Acara Refleksi Momen 1998 yang digelar di Solo, Kamis (26/5/2016) malam, akhirnya dibubarkan. Sekelompok orang datang ke acara yang digelar di Ruang Seni Daya Joeang Solo.

Advertisement

Mereka meneriakkan, “PKI! PKI! Allahu Akbar!” pekik suara lantang tersebut terngiang di antara kerumunan massa. Suasana tegang menyelimuti Kamis (26/5/2016) malam kala tubuh Yulia Damayanti Purnomo, salah seorang panitia yang  hampir berbenturan dengan beberapa orang laki-laki di halaman Ruang Seni Daya Joeang.

Sekitar pukul 21.40 WIB, beberapa orang petugas aparat berpakaian sipil mencoba menghadang sambil berseru “Acara sudah bubar! Acara sudah bubar, sudah selesai!”

Beberapa orang mahasiswa dan pengunjung yang ada di lokasi terdiam sejenak. Hampir seratusan orang yang berada di dalamnya tak menyangka acara refleksi momen 1998 yang dikonsep dalam balutan seni tersebut mendapat perlawanan.

Advertisement

“Pertama alasan administrasi surat menyurat, padahal sudah clear. Kedua, yang dipermasalahkan tema acara dan orasinya. Terpaksa beberapa bagian kita hapus. Orasi yang tadinya ada, dipaksa diganti pidato budaya. Sebenarnya orasinya pun bukan orasi macam-macam,” tutur Anggun Hatta, salah seorang panitia penyelenggara acara eksplorasi sejarah berbalut seni budaya yang mengangkat tajuk Mengungkap Sisa Asap di Balik Tragedi 1998 Kota Solo.

Acara berkonsep panggung rakyat yang seharusnya dimulai pukul 19.30 WIB pun mundur menjadi pukul 20.30 WIB.

“Kronologinya sekitar pukul 19.45 WIB ada belasan orang datang, minta kami untuk membubarkan acara karena infonya ada massa yang akan datang. Mereka tidak menjamin keselamatan kami beserta semua orang yang ada di sini,” ujar Indah Nurmasari, Kepala Biro Kampanye dan Jaringan Kontras.

Advertisement

Acara yang digagas Kontras bersama gerakan mahasiswa tersebut diakuinya bertujuan murni sebagai edukasi untuk mengingat kembali peristiwa sejarah. Dia menyayangkan pemutaran film dokumenter tragedi 1998 dan satu film City Tour pada Kamis tersebut batal diputar.

Acara berbalut seni yang seharusnya berjalan damai pun berubah menjadi penuh intimidasi. Anggun mengatakan tidak seharusnya kebebasan berekspresi dikekang. Satu demi satu penampilan seni pada malam tersebut menjadi kaku.

Selain mike dan sound yang sempat disabotase, berulang kali panitia bersitegang dengan aparat. Petugas Polsek Pasar Kliwon, hingga berita ini diturunkan belum bersedia memberikan penjelasan kejadian seputar malam tadi.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif