Soloraya
Rabu, 25 Mei 2016 - 19:15 WIB

TOL SOLO-KERTOSONO : Pembebasan 16 Bidang Tanah di Karanganyar Tunggu Anggaran

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Overpass Tol Solo-Kertosono (Burhan Aris Nugraha/JIBI/Solopos)

Tol Solo-Kertosono, proyek tol Soker terkendala pembayaran ganti rugi.

Solopos.com, KARANGANYAR–Penuntasan pembebasan lahan yang terkena proyek jalan tol Solo-Kertosono (Soker) di Kabupaten Karanganyar terkendala tak kunjung cairnya dana ganti rugi.

Advertisement

Padahal saat ini tinggal 16 bidang tanah yang belum dibebaskan, 12 diantaranya tanah kas desa. Sudah ada kesepakatan ihwal nilai ganti rugi atas 12 bidang tanah kas desa itu.

Ketua Panitia Pengadaan Tanah (P2T) Karanganyar, Dwi Purnama, saat ditanya Solopos.com, Rabu (25/5/2016), mengatakan pembayaran bidang tanah tersisa masih menunggu turunnya dana.

Advertisement

Ketua Panitia Pengadaan Tanah (P2T) Karanganyar, Dwi Purnama, saat ditanya Solopos.com, Rabu (25/5/2016), mengatakan pembayaran bidang tanah tersisa masih menunggu turunnya dana.

“Masih menunggu pencairan dana,” ujar dia. Dwi menyatakan tak punya kewenangan terkait pencairan dana. Dia hanya bertugas memediasi proses pembebasan lahan.

Dwi mengaku sudah bekerja keras memediasi pembebasan lahan dengan melobi langsung pemilik lahan. Pemilik lahan yang bersikeras menolak ganti rugi, didekati secara personal.

Advertisement

Ihwal permintaan warga Kebak, Kebakkramat, yang meminta jalan tol dilewatkan atas jalan kabupaten di wilayah mereka, Bupati Karanganyar, Juliyatmono, segera membuat surat ke BPJT.

Surat berisi materi permintaan pengubahan desain overpass, dan permohonan audiensi. “Dulu sekali sebenarnya sudah pernah kami surati. Tapi ini akan kami buat surat lagi,” ujar dia.

Mengenai saluran irigasi, Bupati meminta PT Solo Ngawi Jaya (SNJ) dan PT Waskita Karya membongkar konstruksi saluran yang telah dipasang. Konstruksi itu dikeluhkan petani.

Advertisement

Bupati mengatakan pengerjaan jalan tol Soker ruas Kebakkramat-Sragen berbeda dengan ruas Boyolali-Gondangrejo. Ruas di Gondangrejo dikerjakan menggunakan dana negara.

Sedangkan ruas Kebakkramat-Sragen dikerjakan menggunakan dana investasi pihak ketiga (investor). Perubahan desain konstruksi akan mempengaruhi nilai investasi pihak ketiga.

Perubahan desain dari overpass menjadi underpass disinyalir akan membuat biaya yang mesti dikeluarkan membengkak. “Kami berharap permintaan warga bisa dipenuhi,” kata dia.

Advertisement

Pertimbangannya, aktivitas masyarakat sekitar jalan tol Soker di Kebak. Mayoritas siswa dua sekolah dasar (SD) di Kebak rutin melalui jalan itu. Mereka menggunakan sepeda onthel.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif