Soloraya
Rabu, 25 Mei 2016 - 15:15 WIB

PENCEMARAN LINGKUNGAN SOLO : Warga Keluhkan Limbah Rumah Tangga di Anak Kali Jenes

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Jembatan yang berdiri di atas aliran anak Kali Jenes, perbatasan antaran Kelurahan Karangasem, Laweyan, Solo dengan Desa Pabelan, Kartasura, Sukoharjo, Rabu (25/5). Warga Karangasem mengeluh banyak limbah rumah tangga dibuang di aliran anak kali itu. (Irawan Sapto Adhi/JIBI/Solopos)

Pencemaran lingkungan Solo terjadi di anak Kali Jenes di Kelurahan Karangasem.

Solopos.com, SOLLO–Pemerintah Kelurahan Karangasem, Laweyan, Solo kerap menerima aduan dari warga RW 001 Karangasem terkait adanya limbah rumah tangga yang mengalir di aliran anak Kali Jenes.

Advertisement

Lurah Karangasem, Ganek Bambang Permadi, mengatakan Pemerintah Kelurahan Karangasem selalu mengecek kondisi aliran nak Kali Jenes setiap kali menerima aduan dari warga. Berdasarkan hasil pemeriksaan, lanjut dia, Pemerintah Kelurahan Karangasem menemukan bahwa limbah rumah tangga di aliran anak Kali Jenes adalah buangan dari rumah warga Desa Pabelan, Kartasura, Sukoharjo.

“Kami mendapat keluhan dari warga Karangasem, khususnya yang berada di RW 001. Aliran anak Kali Jenes yang ada di wilayah mereka kerap tercemar kotoran [tinja]. Mereka tidak merasa bersalah. Setelah kami cek, benar saja, limbah keluar dari saluran air milik warga Pabelan yang berada di sekitar tepi anak Kali Jenes,” kata Ganek kepada Solopos.com di ruang kerjanya, Rabu (25/5/2016).

Ganek menjamin limbah rumah tangga yang kerap berada di aliran anak Kali Jenes bukan dari rumah warga Karangasem. Menurut dia, limbah rumah tangga yang diproduksi warga Karangasem sudah terbuang atau terkelola dengan baik melalui septic tank pribadi maupun instalasi pengelolan air limbah (IPAL) komunal. Ganek menyampaikan limbah yang sudah masuk ke IPAL komunal, akan keluar dalam kondisi bersih.

Advertisement

“Jadi limbah dari rumah warga Karangasem juga akan lari ke anak Kali Jenes. Limbah yang kaluar dari IPAL sudah dalam bentuk air bersih dan tidak berbau. Kondisi tersebut berbeda dengan limbah yang keluar langsung dari saluran rumah-rumah warga Pabelan. Bukan mau menyalahkan, kami hanya meminta untuk bersama-ama menjaga kebersihan,” jelas Ganek.

Ganek mengatakan Pemerintah Kelurahan Karangasem pernah mengirimkan surat kepada Pemerintah Kecamatan Kartasura dan Bupati Sukoharjo perihal upaya menjaga kebersihan anak Kali Jenes tersebut pada akhir 2015 lalu. Namun, surat tersebut belum direspon optimal. Dia mengaku sebulan yang lalu masih menerima keluhan dari warga Karangasem soal keberadaan limbah rumah tangga di anak Kali Jenes.

“Pas hujan dampak limbah di sungai tidak terlalu terasa. Namun, kondisi tersebut tidak terjadi saat musim kemarau. Bau menyengat datang dari aliran sungai. Jadi menjijikan. Kami tentu ingin bersinergi dengan daerah lain untuk sama-sama menjaga kebersihan. Bukan hanya soal limbah rumah tangga tapi juga sampah,” tegas Ganek.

Advertisement

Kasi Pembanguan dan Lingkungan Hidup Pemerintah Kelurahan Karangasem, Erna, menceritakan warga Karangasem belum lama ini menggelar jalan santai salah satunya dengan menyisir aliran anak Kali Jenes. Kegiatan tersebut, menurut dia, sebagai kritik sosial kepada warga Pabelan khususnya untuk turut melihat kondisi aliran kali yang kumuh.

“Perlu memang dilaksanakan kerja bakti serentak. Bukan hanya warga Karangasem, tapi juga melibatkan warha Pabelan. Jadi kan bisa sama-sama kerja bakti. Nanti kami bisa ketemu dulu dengan Pemerintah Desa Pabelan, termasuk membahas soal sanksi kepada warga yang membuang sampah ke sungai,” papar Erna.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif