Soloraya
Rabu, 25 Mei 2016 - 01:00 WIB

PEMILIHAN DUTA WISATA : "Mas dan Mbak Sukoharjo Jangan Sekadar Jadi Pagar Betis Saat Hari Jadi"

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sepuluh pasang grand finalis Mas dan Mbak Jateng menjawap pertanyaan yang diajukan dewan juri dalam Malam Grand Final Mas dan Mbak Jateng di Wisma Boga, Solo Baru, Grogol, Sukoharjo, Sabtu (22/11/2014). Pemilihan duta wisata tersebut diikuti 35 pasang duta wisata dari seluruh kota dan kabupaten di Jawa Tengah. (Sunaryo Haryo Bayu/JIBI/Solopos/dok )

Pemilihan Duta Wisata Mas dan Mbak Sukoharjo diharapkan oleh anggota DPRD untuk dievaluasi.

Solopos.com, SUKOHARJO – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sukoharjo meminta dinas terkait memaksimalkan peran Mas dan Mbak Sukoharjo pascapemilihan selesai. Wakil rakyat Kota Makmur mendukung kegiatan pemilihan Mas dan Mbak Sukoharjo tetapi kegiatan itu selama ini dinilai monoton.

Advertisement

Peran Mas dan Mbak Sukoharjo diharapkan tak hanya menjadi pagar betis saat Hari Jadi Sukoharjo tetapi sesuai dengan tujuan kegiatan yakni mampu memromosikan potensi pariwisata Sukoharjo.

Penegasan itu disampaikan anggota Komisi IV DPRD Sukoharjo, Agus Sumantri, Selasa (24/5/2016) usai menghadiri sidang paripurna DPRD Sukoharjo.

Advertisement

Penegasan itu disampaikan anggota Komisi IV DPRD Sukoharjo, Agus Sumantri, Selasa (24/5/2016) usai menghadiri sidang paripurna DPRD Sukoharjo.

“Prinsip kegiatan Mas dan Mbak Sukoharjo bisa diteruskan namun perlu evaluasi dan kajian lagi agar kegiatan tersebut tidak monoton atau seolah-olah hanya menjadi kegiatan rutin tahunan,” tandas Agus Sumantri.

Politisi Partai Golkar ini menanyakan apa yang diperoleh Sukoharjo dengan kegiatan pemilihan Mas dan Mbak Sukoharjo jika setelah kegiatan selesai tidak ada tindak lanjutnya. Menurutnya, pembentukan paguyuban bagi komunitas Mas dan Mbak Sukoharjo cukup efektif tetapi sejauh ini perannya tidak maksimal.

Advertisement

“Apabila setelah terpilih menjadi Mas dan Mbak tidak ada tindaklanjut, ya untuk apa kegiatan pemilihan diadakan setiap tahun. Apa cuma disuruh menjadi pagar betis di setiap peringatan Hari Jadi Sukoharjo? Kami mendapatkan keluhan dari Mas dan Mbak Sukoharjo bahwa setelah selesai kegiatan tak ada kegiatan penunjang. Alhasil Mas dan Mbak Sukoharjo bergabung ke daerah lain. Ini sangat ironis,” tandasnya.

Agus mendapatkan informasi dari Dinas POPK (Pemuda, olahraga, Pariwisata dan Kebudayaan) bahwa Mas dan Mbak Sukoharjo ditugaskan untuk promosi pariwisata.

“Kegiatan promosi pariwisata yang bagaimana bentuknya. Tren sekarang, pariwisata bukan hanya lokasi wisata tetapi juga kuliner, agrobisnis dan sebagainya. Apa tidak lebih baik apabila Mas dan Mbak Sukoharjo juga ditugaskan di tempat keramaian untuk memromosikan wisata Sukoharjo dengan menyebar brosur dan sebagainya.”

Advertisement

Terpisah, mantan Mbak Sukoharjo, Dita mengatakan, paguyuban sudah dibentuk tetapi kegiatannya kurang aktif. Dia setuju jika paguyuban dioptimalkan dalam kegiatan kemasyarakatan dan promosi daerah.

“Kegiatan paguyuban pernah ada tetapi lama tidak terdengar lagi. Kevakuman kegiatan kemungkinan terjadi sejak lima tahun lalu,” katanya.

Sebelumnya, Bupati Sukoharjo Wardoyo Wijaya meminta ajang pemilihan Mas dan Mbak Sukoharjo tidak sekadar ajang seremonial. Kegiatan tersebut diharapkan memberikan kontribusi positif, utamanya dalam mengangkat nama Sukoharjo di tingkat Provinsi Jateng.
Sebab selama ini, belum pernah ada perwakilan dari Sukoharjo yang bisa lolos ke tingkat Provinsi Jawa Tengah.

Advertisement

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif