Soloraya
Rabu, 25 Mei 2016 - 16:40 WIB

OLIMPIADE OLAHRAGA : Dicekal Ikut O2SN Tingkat Jateng, Siswa SMA di Solo Depresi

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Mochammad Vivaldi Marshall Prayudi, 15, atlet karate asal Solo dicekal mengikuti Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) Jateng tanpa alasan yang jelas. Foto diambil di kediamannya asal RT 001/ RW 001 Kelurahan Sondakan, Laweyan, Solo, Rabu (25/5/2016). (Aries Susanto/JIBI/Solopos)

Olimpiade olahraga, seorang siswa SMA di Solo depresi setelah dicekal ikut O2SN Jateng.

Solopos.com, SOLO–Seorang siswa kelas X sebuah SMA di Kota Solo, Mochammad Vivaldi Marshall Prayudi, 15, dicekal mengikuti Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) oleh panitia penyelenggara tingkat provinsi. Akibat pencekalan itu, atlet karate asal RT 001/RW 001 Kelurahan Sondakan, Laweyan, Solo itu, mengalami depresi dan enggan sekolah karena malu.

Advertisement

Saat Solopos.com mengunjungi kediaman orang tua Valdi, sapaan akrab Mochammad Vivaldi Marshall Prayudi, Rabu (25/5/2016), siswa tersebut masih malu-malu menemui wartawan. Didampingi kedua orang tuanya, atlet karate peraih juara Nasional dan juara di Filipina ini akhirnya bersedia bercerita tentang insiden pencekalan dirinya saat mengikuti O2SN sebagai satu-satunya utusan dari Kota Solo, akhir April lalu.

“Saat itu, saya sudah mengikuti tehnical meeting dan gerakan bersama sebelum tarung di GOR Satria Semarang. Tiba-tiba, saya dicekal panitia enggak boleh ikut,” ujar Valdi.

Didampingi kedua orang tuanya, Agung Mardiyanto dan Turi Anggraini, Valdi mengatakan pencekalan dirinya tak disebutkan jelas alasannya. Panitia hanya mengatakan ada dua kontingen asal Jepara dan Pemalang yang keberatan atas majunya dirinya sebagai peserta O2SN.

Advertisement

Kedua kontingen tersebut menuding Valdi telah ikut pertandingan pada kejuaraan daerah Inkai Jateng di Jepara pada Februari 2015. “Padahal anak saya tak pernah mengikuti pertandingan Inkai seperti yang ditudingkan itu. Dan apa hubungannya antara O2SN dengan perguruan karate Inkai. Anak kami ikut O2SN atas nama sekolah dan Kota Solo,” jelas ibu Valdi, Turi Anggraini.

Turi mengatakan upaya pencekalan atas pertandingan anaknya bukan kali ini terjadi. Dalam sejumlah pertandingan sebelumnya, anaknya juga kerap dicekal namun berhasil lolos. “Hanya dua kali pencekalan bisa dikatakan ‘berhasil’. Pertama di Karanganyar dan kedua kali ini yang paling menyakitkan,” ujarnya seraya mengaku telah melayangkan surat protes ke Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah.

Pascapencekalan itu, Valdo sempat demam tinggi selama dua hari. Putra pertama dari empat bersaudara itu juga enggan masuk sekolah karena menanggung malu dengan teman-temannya dan guru-gurunya. Hingga kini, meski Valdi telah mau masuk sekolah lagi, namun ia tetap tak mau latihan karate di Federasi Olahraga Karate Indonesia (Forki) karena mentalnya drop.

Advertisement

“Bayangkan, anak saya sudah minta doa restu sekolah, dapat uang saku dari sekolah, tiba-tiba setelah sampai Semarang dipermalukan panitia,” ujarnya.

Valdi tercatat dua kali mewakili Provinsi Jateng sebagai juara II dalam ajang pertandingan karate pada 2013-2014. Ia juga pernah meraih juara II dalam pertandingan Karate di Filipina pada Januari 2016. Adapun prestasi Valdi sejak kelas 5 SD di tingkat Soloraya dan Jawa Tengah sudah mencapai 50-an kali.

Sekretaris Disdikpora Solo, Aryo Widiandoko, mengaku telah menemui panitia O2SN Provoinsi Jateng. Masalah itu, katanya, juga dibahas ramai di internal Disdikpora Solo karena mempertaruhkan nasib siswa dan nama Kota Solo. “Rekan-rekan Disdikpora sudah ke Provinsi dan membahas masalah itu. Tapi, hasil detailnya saya belum tahu. Besok, rencananya saya kumpulkan untuk menyampaikan hasil pertemuan dengan Provinsi,” ujarnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif