Soloraya
Rabu, 25 Mei 2016 - 12:29 WIB

JALAN TOL SOKER : Warga Denggungan Boyolali Tolak Pembangunan Overpass

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pengendara sepeda motor melintas di jalan desa yang terdapat spanduk penolakan pembangunan overpass di jalan tol Solo-Kertosono (Soker) Desa Denggungan, Banyudono, Selasa (24/5/2016). (Muhammad Ismail/JIBI/Solopos)

Jalan Tol Soker di Boyolali masih menghadapi kendali karena warga menolak pembangunan overpass.

Solopos.com, BOYOLALI – Warga Dukuh Nglundu, Desa Denggungan, Banyudono menolak pembangunan overpass di jalan penghubung antardesa. Penolakan warga tersebut dilakukan dengan mamasang spanduk di lokasi pembangunan jalan tol Solo-Kertosono (Soker).

Advertisement

Ketua Paguyuban Masyarakat Desa Denggungan, Zainal Arifin, mengatakan sebagian besar warga di Denggungan membawa barang hasil panen padi dengan menggunakan sepeda onthel. Kalau jalan desa yang terkena dampak tol Soker dibuat overpass, dikhawatirkan orang tua yang bekerja sebagai petani tidak bisa melewati jalan itu.

“Warga mengusulkan pembangunan overpass dibatalkan dan menggantinya dengan underpass,” ujar Zainal kepada solopos.com, Salasa (24/5/2016).

Advertisement

“Warga mengusulkan pembangunan overpass dibatalkan dan menggantinya dengan underpass,” ujar Zainal kepada solopos.com, Salasa (24/5/2016).

Zainal mengatakan pembangunan overpass dinilai dapat membahayakan anak-anak karena bangunannya terlalu tinggi. Namun, dari kontraktor pembangunan tol Soker tetap ngotot membagun overpass.

“Kami tetap menolak pembangunan overpass dengan memasang spanduk di sepanjang jalan tol Soker di Denggungan,” kata dia.

Advertisement

Sementara itu, Kepala Satuan Kerja (Soker), Aidil Fiqri, mengatakan sebelum membangun tol Soker dari tim sudah melakukan kajian teknis berupa kenyamanan dan keselamatan pengguna jalan. Hasil kajian tim teknis jalan Desa Denggungan-Bangak yang terkena jalan tol dibuatkan overpass bukan underpass.

“Kami sudah mempertimbangkan matang dalam pembangunan overpass sesuai dengan kondisi geografis dan struktur tanah desa setempat,” kata dia.

Menurut Aidil, jalan naik menuju overpass nanti tidak dibikin menanjak tajam agar bisa dilewati warga baik yang muda hingga orang tua. Ia khawatir jika jalan desa dibuat underpass dengan struktur tanah terlalu rendah, justru bisa berdampak banjir seperti underpass di Makamhaji, Kartasura, Sukoharjo.

Advertisement

“Kami tidak menyulitkan warga tetapi justru memberikan solusi terbaik kepada warga yang terkena dampak tol Soker,” kata dia.

Ia menambahkan pembangunan overpass dalam jangka panjang bisa dilebarkan seiring bertambahnya jumlah kendaraan. Namun, jika dibangun underpass jalan tidak bisa lagi diperlebar karena sempitnya lahan.

 

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif