Sport
Rabu, 25 Mei 2016 - 06:40 WIB

ISC B 2016 : Ini Evaluasi Pelatih PSS Usai Tekuk Persiba Bantul

Redaksi Solopos.com  /  Jumali  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pertandingan PSS vs Persiba Bantul di Stadion Maguwoharjo Sleman, (Eljatv)

ISC B 2016 telah mempertemukan PSS Sleman melawan Persiba Bantul dengan skor 2-1 untuk keunggulan PSS. Meski menang, sejumlah evaluasi telah dilakukan oleh Pelatih PSS, Seto Nurdiyantoro.

Harianjogja.com, SLEMAN — Pelatih PSS Sleman, Seto Nurdiyantoro mengaku tidak puas dengan penampilan anak asuhnya saat melawan Persiba di Stadion Maguwoharjo, Sleman (23/5/2016) sore. Seto menilai Busari dan kawan-kawan tidak dalam top performa.

Advertisement

Selama 90 menit jalannya laga, umpan-umpan pendek serta kombinasi satu-dua yang menjadi ciri khas PSS tidak terlihat. Alhasil, serangan Super Elang Jawa hanya berhenti di lini kedua saja, tanpa bisa menembus kotak penalti Persiba.

Selain itu, peran dari pemain sayap PSS tidak terlihat pada laga tersebut. Sebagai pemain sayap kanan, Dicky Prayoga tidak bekerja secara maksimal. Sedangkan sayap kiri yang ditempati Tri Handoko menemui kendala untuk menciptakan peluang.

Sementara strategi lain sempat dilakukan oleh Seto di pertengahan babak pertama. Dave Mustain ditarik dan digantikan Chandra Lukmana. Alhasil, skema permainan PSS berubah.

Advertisement

Busari yang semula menempati posisi gelandang bertahan, berganti menjadi gelandang serang. Artinya, serangan yang buntu lantaran Dave Mustain yang diharapkan mampu menjadi sentral permainan gagal menjalankan perannya, kembali normal setelah peran itu digantikan oleh Busari.

Perubahan itu pun memperlihatkan hasilnya. Terbukti di menit ke-32, Tri Handoko berhasil mencetak gol pertama.

Akan tetapi, Seto melihat bahwa gol itu tak murni lahir dari proses rancang bangun serangan yang rapi.

Advertisement

Gol itu lahir dari kesalahan antisipasi bek Persiba, Bagus Ramadhani. Ndok, sapaan akrab Tri Handoko, yang berdiri dekat bola, sontak menyambutnya.

Di babak kedua, permainan Super Elang Jawa tak kunjung membaik. Lini tengah yang dikomandani Busari justru lebih banyak kehilangan bola. Tak jauh beda serangan dari sayap.

Dari total keseluruhan pemain sayap yang ada, tercatat hanya Rama Yoga yang aktif melakukan overlapping. Perubahan negatif terutama saat Seto memasukkan Oya Winaldo menggantikan Dirga Lasut di menit ke-64. Mantan pemain PSIM Jogja itu justru kerap kehilangan bola. Visi bermainnya yang jauh di bawah Dirga membuat transisi permainan Super Elang Jawa kian mandeg.

“Saya akui, pemain saya memang tidak sedang dalam kondisi top performanya,” ujar Seto.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif