Jogja
Rabu, 25 Mei 2016 - 10:20 WIB

GELOMBANG TINGGI PANTAI SELATAN : Ombak Capai 5 Meter, Ini Penyebabnya

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sejumlah nelayan sedang berusaha menyelamatkan kapal agar tidak terseret arus di Pantai Baron, Desa Kemadang, Tanjungsari. Akibat adanya gelombang tinggi berdampak terhadap kerusakan kapal dan tempat berjualan milik pedagang. Selasa (24/5/2016). (David Kurniawan/JIBI/Harian Jogja)

Gelombang tinggi pantai Selatan paling parah terjadi di Pantai Baron.

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL –Gelombang tinggi Pantai Selatan merupakan fenomena alam yang terjadi secara berkala. Meski nelayan mengaku rugi hingga ratusan juta, tetapi peristiwa ini dapat diprediksi sehingga tak menimbulkan korban jiwa.

Advertisement

Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Gunungkidul Rujimanto mengakui pelaku usaha di kawasan pesisir tidak begitu khawatir dengan kejadian ini. Menurut dia, ombak besar yang muncul sudah bisa diprediksi karena siklusnya sudah jelas.

“Ini terjadi karena adanya proses perputaran arus dari angin barat berganti ke angin timur sehingga menimbulkan gelombang tinggi. Bagi saya yang terpenting semua selamat meski ada beberapa kerusakan,” tutur dia.

Hal ini diamini Jamus, salah seorang nelayan di Pantai Gesing, Girikarto, Kecamatan Panggang. Menurut dia, meski ada gelombang tinggi namun tidak sampai menimbulkan korban jiwa. Secara materi, ia mengaku nelayan mengalami kerugian puluhan juta rupiah karena sudah tidak melaut beberapa hari.

Advertisement

“Mau bagaimana lagi, ini demi keselamatan, jadi kami terpaksa berhenti melaut sementara waktu,” katanya saat dihubungi kemarin.

Dia menjelaskan, di Pantai Gesing terdapat 40 kapal nelayan dan semua berhasil diselamatkan dengan jalan ditarik mendekat ke daratan.

“Masih aman karena kapal bisa diletakkan jauh dari pantai sehingga tinggi gelombang tidak berdampak terhadap kapal milik nelayan,” katanya.

Advertisement

Terpisah, Koordinator SAR Satlinmas Wilayah II Gunungkidul Marjono mengakui sudah mendapatkan informasi adanya gelombang tinggi mencapai 14 feet sejak Minggu (22/5/2016). Informasi ini langsung disebarkan ke seluruh nelayan untuk lebih berhati-hati.

“Hasilnya pun benar dan gelombang tinggi terjadi. Bahkan sejak Senin malam, nelayan sudah mulai melakukan evakuasi kapal,” kata Marjono.

Dia mengatakan, meski ada sejumlah kerusakan namun dampak dari gelombang itu tidak sampai menimbulkan korban jiwa. Menurut Marjono, para petugas pun terus disiagakan dan terus memberikan informasi jika kondisi laut sedang tidak bersahabat.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif