Jogja
Selasa, 24 Mei 2016 - 23:55 WIB

SEKOLAH GUNUNGKIDUL : SMK Laris Manis, SMA Swasta Minim Siswa

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/SOLOPOS/dok)

Sekolah Gunungkidul untuk pendidikan vokasi banyak diminati.

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL — Minat siswa SMP untuk melanjutkan sekolah ke SMA masih sangat minim. Siswa di Gunungkidul lebih banyak memilih SMK karena keinginan bekerja setelah lulus sekolah lebih besar ketimbang melanjutkan ke perguruan tinggi.

Advertisement

Salah satu sekolah yang merasakan dampak dari kurangnya minat siswa terhadap SMA ialah SMA Muhammadiyah Wonosari. Selama beberapa tahun jumlah siswa yang mendaftar masih belum sesuai dengan harapan, karena mayoritas siswa smp memilih SMA Negeri, SMK, atau bahkan tak melanjut sekolah. Hal tersebut menjadi hal yang cukup meresahkan karena setiap tahun muncul kekhawatiran akan kekurangan murid.

Wakil Kepala Sekolah SMA Muhammadiyah Wonosari, Paryana mengungkapkan hal tersebut telah menjadi persoalan sejak beberapa tahun yang lalu. Kekhawatiran akan tidak adanya murid yang mendaftar terus muncul setiap ajaran baru dimulai. Namun pihaknya tak tinggal diam, berbagai upaya dilakukan diantaranya dengan melakukan jemput bola. Sebagian sekolah di kecamatan Gunungkidul telah disisir dan disasar untuk ditnawarkan agar bersekolah di SMA yang ia ampu.

“Tahun kemarin hanya 60-an siswa saja. Setiap kelas cuma terisi 20 siswa. Padahal target kami paling tidak 70 siswa untuk mengisi tiga kelas,” kata dia.

Advertisement

Jumlah siswa yang mendaftar pada tahun lalu tersebut dirasa lebih mending dibandingkan penerimaan dua tahun lalu. Miris, hanya sekitar 25 siswa yang bertahan di kelas 11 saat ini. Paryana mengakui peminat sangat sedikit sekali di SMA Swasta. Untuk itu pihaknya terus berupaya untuk meyakinkan calon siswanya agar mau melanjutkan ke SMA. Untuk ke depannya, SMA pun tak harus melanjutkan ke perguruan tinggi, karena dari SMA juga dapat bekerja.

Ia berharap pemerintah dapat terus memberikan pemahaman kepada anak-anak usia sekolah agar mau melanjutkan jenjang sekolah. Karena sepanjang proses survei yang pihaknya lakukan masih banyak anak yang usai SMP tidak melanjutkan ke jenjang Menengah Atas karena kendala ekonomi keluarga.

“Anak anak jangan berhenti sembilan tahun belajar, tapi lanjutkan minimal 12 tahun. Untuk mengikuti program pemerintah juga,” ungkapnya.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif