Jateng
Selasa, 24 Mei 2016 - 05:50 WIB

Ponpes Girikusumo Demak Hadirkan Polisi dan Tentara Latih 90 Santri

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Para santri Ponpes Girikusumo Demak sedang mengikuti Pendidikan Bela Negara. (JIBI/Semarangpos.com/Istimewa)

Pondok Pesantren (Ponpes) Girikusumo, Desa Banyumeneng Mranggen, Kabupaten Demak melatih santri dengan materi dari polisi dan tentara.

Semarangpos.com, SEMARANG Sebanyak 90 santri Pondok Pesantren (Ponpes) Girikusumo, Desa Banyumeneng Mranggen, Kabupaten Demak, Jawa Tengah (Jateng) dilatih polisi dan negara dalam hal bela negara.

Advertisement

Dalam pelatihan bela negara itu, mereka mendapatkan materi tentang wawasan kebangsaan dan cinta Tanah Air, deteksi dini potensi ancaman, baris berbaris, serta teknik pengamanan. Anggota TNI dan Polri menjadi instruktur mereka.

Kegiatan pendidikan bela negara tersebut berlangsung di kawasan Ponpes Girikusumo selama dua hari Sabtu-Minggu (21-22/5/2016). Penutupan pendidikan bela negara ditandai dengan pengguyuran air bunga setaman oleh pembina AKP. R. Arsadi K. Safrianto kepada para santri dan dilakukan pembaretan.

Dalam kesempatan itu Arsandi yang juga mantan Kapolsek Mranggen mengukuhkan keberadan satuan tugas (Satgas) Angkatan Muda Girikusumo (AMGI).  “Pendidikan bela negara dan pengukuhan Satgas AMGI karena santri merupakan komponen masyarakat pesantren di Girikusumo yang memiliki tugas pokok sebagai ujung tombak pengamanan wilayah,” katanya dalam rilis kepada Semarangpos.com.

Advertisement

Para santri, lanjut dia, selain bertugas secara internal mengamankan pondok pesantren, juga TNI dan Polri dalam rangka ikut serta menciptakan dan menjaga iklim kondusif di masyarakat sekitarnya. “AMGI sebagai garda terdepan di masyarakat harus mampu memberikan suri teladan kedisiplinan dan ketaatan terhadap peraturan dan hukum berlaku, sehingga akan mengundang simpatik masyarakat,” harapnya.

Dia menegaskan AMGI bukan kekuatan yang bisa ditarik-tarik untuk kepentingan partai politik atau pihak tertentu. AMGI adalah satgas Santri yang netral namun berpegang pada komitmen Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). “Saya minta AMGI harus tetap solid dan tidak terpecah-pecah oleh kepentingan pihak tertentu,” tandasnya.

Sementara itu, pembina dan pelatih dari Kodim 0733/BS Semarang, Pelda TNI. Sunarto menyatakan keberadaan Satgas AMGI di wilayah pesantren mengemban tugas dan fungsi yang sangat luas.  “Mereka [Satgas AMGI] sudah kami beri bekal wawasan kebangsaan dan bela negara, sehingga diharapkan dapat menularkan pengalamanan dan pengetahuan kepada santri lainnya,” ujar dia.

Advertisement

Sunarto menambahkan anggota Satgas AMGI bertugas sebagai mata, telinga dan tangan aparat, baik aparat keamanan maupun pemerintahan desa. “Kalau ada bencana atau sesuatu mencurigakan agar Satgas AMGI secepatnya melaporkan kepada aparat yang terkait,” tandas dia.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif