Soloraya
Selasa, 24 Mei 2016 - 19:15 WIB

PKL SOLO : Pedagang Sunday Market Tuding Paguyuban Bergerak Sendiri

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sekitar 40 PKL Sunday Market Manahan menggelar unjuk rasa menolak relokasi di depan gerbang Balai Kota Solo, Senin (23/5/2016). (Irawan Sapto Adhi/JIBI/Solopos)

PKL Solo, pedagang Sunday Market menyayangkan pengurus paguyuban yang tidak mengayomi para pedagang.

Solopos.com, SOLO–Sejumlah pedagang kaki lima (PKL) Sunday Market Manahan mengeluhkan sikap pengurus Paguyuban PKL Sunday Market yang kurang mengayomi.

Advertisement

Salah satu PKL Sunday Market, Iwan, menilai pengurus Paguyuban PKL Sunday Market terkesan bergerak sendiri, terutama saat menghadapi rencana Pemerintah Kota (Pemkot) Solo merelokasi PKL Sunday Market dari kompleks Stadion Manahan. Dia menuturkan, pengurus Paguyuban PKL Sunday Market yang ada saat ini terbentuk bukan dari pilihan PKL Sunday Market.

“Paguyuban pengurusnya bukan dari pedagang sendiri yang memilih. Setahu saya bahkan tidak ada sistem pemilihan pengurus paguyuban PKL Sunday Market. Mereka mewakili siapa, kami tidak tahu,” kata Iwan kepada Solopos.com di sela-sela demo penolakan relokasi PKL Sunday Market di Balai Kota Solo, Senin (23/5/2016).

Iwan menuturkan pengurus Paguyuban PKL Sunday Market memang kontra dengan Pemkot terkait rencana relokasi PKL Sunday Market. Dia mengatakan, pengurus Paguyuban PKL Sunday Market tetap menolak rencana relokasi PKL Sunday Market dari kompleks Stadion Manahan. Meski demikian, menurut Iwan, pengurus Paguyuban selama ini masih terkesan seperti mementingkan nasib mereka sendiri.

Advertisement

“Di kompleks Stadion Manahan sudah ada pengaturan dari pengurus Paguyuban terkait menyeterilkan kawasan tertentu. Mereka malah memindah pedagang yang tidak dijangkau pengunjung. Paguyuban bisa dikatakan bergerak sendiri. Kebijakan-mebijakan yang dikeluarkan mereka, istilahnya tanpa melibatkan pedagang. Mereka putuskan sendiri,” pendapat Iwan.

Disinggung soal rencana tindakan, Iwan menyampaikan PKL Sunday Market segera berkumpul lagi. Bukan tidak mungkin, lanjut dia, PKL Sunday Market bakal membahas pembentukan paguyuban baru yang benar-benar lantang menyuarakan nasib para PKL Sunday Market. Iwan menginginkan pengurus paguyuban bisa membina dan membela keinginan PKL secara menyeluruh.

“Ada juga pedagang mengeluh soal tarikan [retribusi] dari pengurus paguyuban. Kalau pernyataan pengurus, pedagang ditarik biaya retribusi Rp2.500 per meter persegi dari lapak. Tapi, pengurus nyatanya menarik retribusi secara fleksibel. Ada pedagang yang ditarik mulai Rp5.000 sampai Rp30.000 per hari. Belum lagi ditambah [biaya] kebersihan Rp1.000 per PKL. Seharusnya Manahan bersih. Pemkot tidak sampai merelokasi PKL karena alasan kotor,” ujar Iwan.

Advertisement

Dimintai konfirmasi soal keinginan PKL Sunday Market yang dibina langsung DPP, Ketua Paguyuban PKL Sunday Market, Joni Jondari, enggan menerima telepon. Dia tidak mengangkat setiap panggilan Solopos.com. Joni juga tidak berada di selter Mojosongo, Jebres seperti biasanya. Selasa (24/5/2016), Joni mengirimkan pesan singkat (SMS) kepada Espos yang memberitahukan dirinya sedang berada di luar Solo. Meski membalas SMS, dia tetap tidak menerima panggilan telepon.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif