Soloraya
Selasa, 24 Mei 2016 - 16:40 WIB

PETERNAKAN BOYOLALI : Puluhan Inseminator Belum Besertifikat

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Wapres Jusuf Kalla Kunjungi BBIB, Sabtu (6/12/2014). (JIBI/Solopos/Antara/Ari Bowo Sucipto)

Peternakan Boyolali, puluhan petugas inseminasi belum memiliki sertifikat kompetensi.

Solopos.com, BOYOLALI–Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Boyolali memfasilitasi petugas inseminasi non-PNS untuk mendapatkan sertifikat kompetensi.

Advertisement

Dari 90 petugas inseminasi non-PNS, baru 30 orang yang mendapatkan pelatihan dan ujian sertifikasi kompetensi. Masih ada 60 petugas inseminasi yang belum bersertifikat kompetensi. Pelatihan dan ujian sertifikasi menggandeng Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu, Malang, dan sudah dilaksanakan di Boyolali selama lima hari. Ujian sertifikasi bagi 30 petugas inseminasi diselenggarakan Selasa (24/5/2016).

Kasi Produksi Ternak Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Boyolali, Sugiyarto, berharap dengan pelatihan dan ujian sertifikasi ini, petugas bisa menerapkan standar keahlian teknis ensminasi. Pelayanan terhadap kesehatan hewan ternak juga bisa maksimal sehingga bisa mendorong peningkatan populasi sapi di Boyolali.

Sugiyarto menjelaskan jumlah populasi sapi di Boyolali mencapai 88 ribu ekor sapi potong dan 83 ribu sapi perah. Namun, jumlah petugas inseminasi yang bersertifikat sangat sedikit. Hanya ada enam PNS petugas insiminasi yang sudah bersertifikat.

Advertisement

Sedangkan inseminator non-PNS mayoritas belum bersertifikasi ahli kompetensi. “Pelatihan dan uji kompetensi bagi ensiminator bertujuan agar seluruh pelayanan inseminasi bisa berstandar nasional, terkontrol, dan bisa dipertanggung jawabkan kualitasnya,” ujar Sugiyarto, saat ditemui wartawan, Selasa.

Dengan uji kompetensi bagi inseminator, diharapkan populasi kebuntingan hewan ternak, terutama sapi, bisa ditingkatkan dengan mendorong jumlah angka sapi bunting.

Uji kompetensi dan sertifikasi ini juga dilakukan untuk mengantisipasi ketatnya persaingan pasar bebas ASEAN, Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Tidak menutup kemungkinan, inseminator bersertifikat dari sejumlah Negara anggota ASEAN masuk dan bekerja di Indonesia.

Advertisement

Di sela-sela uji kompetensi itu, Disnakkan juga memberikan pelayanan gratis untuk pemeriksaan sapi bunting. Jika ternak sapi sudah diinseminasi beberapa kali namun belum bunting, maka ada beberapa solusi yang bisa dilaksanakan Disnakkan untuk menambah populasi sapi. Antara lain, program gertak birahi dan penanganan gangguan reproduksi (gangrep). Tahun lalu, program gertak birahi menyasar 1.000 ekor sapi, sedangkan program penanganan gangguan reproduksi menyasar 7.520 ekor sapi di 19 kecamatan di Boyolali.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif