Jogja
Selasa, 24 Mei 2016 - 09:59 WIB

AGENDA PRESIDEN : Jokowi : Soal Pembangunan SDM, Indonesia Sangat Terlambat

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Agenda Presiden Joko Widodo saat membuka KNIB di UMY

Harianjogja.com, BANTUL — Presiden Joko Widodo (Jokowi) menuturkan, bahwa Indonesia perlu mengembangkan pendidikan vokasi. Adanya pengembangan pendidikan dengan sistem vokasi ini merupakan cara membangun Sumber Daya Manusia Indonesia (SDM) demi membangun daya saing bangsa.

Advertisement

(Baca Juga : AGENDA PRESIDEN : Buka KNIB di UMY, Jokowi Kritik Bangsa Sendiri)

Pernyataan itu diungkapkan saat ia memberikan amanat saat pembukaan Konvensi Nasional Indonesia Berkemajuan di Sportorium Universitas Muhamadiyah Yogyakarta, Senin (23/5/2016).

Menurut Jokowi dibutuhkan tiga langkah dalam membangun daya saing bangsa, yakni pembangunan infrastruktur, pemotongan regulasi yang begitu banyak ada di Indonesia, yang membuat aturan menjadi berbelit-belit, langkah terakhir adalah pembangunan SDM. Kemudian menjelaskan lebih jauh mengenai pembangunan SDM Jokowi mengungkapkan, Indonesia sudah sangat terlambat. Sehingga untuk mempercepat memang harus mengembangkan sekolah vokasional dan training vokasional, magang di industri.

Advertisement

“Kalau tidak dilakukan secara besar-besaran maka Indonesia semakin jauh tertinggal. Karena kalau hanya mengandalkan pelatihan tenaga kerja lewat Balai Latihan Kerja, output yang dihasilkan paling tidak hanya 100 orang per tahun, padahal dibutuhkan jutaan orang yang terlatih untuk mengurangi pengangguran,” kata dia output.

Dalam hal ini, Jerman bisa dicontoh, dengan sistem pengajaran tiga hari teori, tiga hari praktik, sistem ini sedianya akan ditiru untuk meningkatkan produktivitas bangsa. Selain mengembangkan vokasi, Jokowi juga menekankan perlunya mengembangkan standardisasi kompetensi di semua bidang. Standardisasi harus jelas, kualifikasi jelas. Kaitannya dengan ini, Indonesia akan menirunya untuk bidang pertanian, industri, manufaktur, jasa.

“Kerjasama pemerintah dan asosiasi, pemerintah dengan manufaktur, industri sangat diperlukan,” imbuh dia.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif