Jogja
Senin, 23 Mei 2016 - 11:37 WIB

PENATAAN MALIOBORO : DPRD Minta Pembangunan Dipercepat

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Arus lalu lintas di Jalan Malioboro Jogja pada Kamis (19/5/2016) pagi. (sumber : akun twitter @ATCS_DIY)

Penataan Malioboro hingga saat ini masih terus dilakukan.

Harianjogja.com, JOGJA – Pengerjaan trotoar yang lamban dikeluhkan Pedagang Kaki Lima (PKL) yang ada di sisi timur Malioboro. Mereka juga merasa konsep pembangunan tak ramah kepada PKL sehingga mereka harus menunggu lama untuk bisa kembali beroperasi seperti semula.

Advertisement

Sebelumnya, Perwakilan PKL Malioboro Paul Zulkarnain Minggu (22/5/2016) mengatakan banyak pedagang yang mengeluh karena merasa progres pembangunan trotoar terlalu lama. Sejak April lalu progres pembangunan belum tampak dan pekerjaan baru terlihat sebatas pembongkaran trotoar.

Anggota Komisi B DPRD DIY Nur Sasmito mendukung pernyataan Paul. Mereka meminta supaya penataan kawasan Malioboro dipercepat. Percepatan itu juga menurutnya mesti dilakukan untuk menjawab kritik masyarakat.

Nur menilai saat ini masyarakat tak bisa mengetahui langsung sejauh mana perkembangan pengerjaan revitalisasi Malioboro. Sejauh ini hanya deretan seng yang menutupi sisi timur Malioboro di ujung utara yang menjadi bukti sedang ada pekerjaan. Namun apa yang dilakukan di dalamnya tak pernah tampak.

Advertisement

“Apalagi ini sudah hampir sebulan dikerjakan tapi bentuk fisik revitalisasi belum juga terlihat,” kata dia.

Nur melanjutkan percepatan mesti segera dilakukan karena tinggal beberapa minggu lagi masa Lebaran akan tiba. Pihak kontraktor pun sudah menargetkan 29 Juni sudah ada hasil dari pembangunan. Namun melihat kondisi saat ini dia sangsi target itu bisa tercapai. Imbasnya, pengunjung yang datang saat lebaran akan kecewa lantaran revitalisasi Malioboro belum membuahkan hasil.

Selain itu proses yang lama dan seakan tertutup juga dkhawatirkan berdampak kepada para PKL yang terpaksa tutup sementara. Bila pengerjaan terlalu lama, mereka akan semakin lama libur dan semakin sulit mencari pendapatan harian yang biasanya dilakukan.

Advertisement

“Kalau tidak tahu sampai kapan dilakukan kan merugikan mereka,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif