Soloraya
Senin, 23 Mei 2016 - 15:55 WIB

KECELAKAAN SRAGEN : Mikrobus Gasak Pengendara Motor dan Rumah Warga, 1 Tewas

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Dono, 65, warga Dukuh Kulon, RT 09A, Karangasem, Tanon, Sragen, memunguti puing-puing emperan rumahnya yang ambruk setelah ditabrak mikrobus, Senin (23/5/2016). (Moh. Khodiq Duhri/JIBI/Solopos)

Kecelakaan Sragen terjadi di Tanon, Sragen.

Solopos.com, SRAGEN--Sebuah mikrobus menabrak pengendara motor dan rumah warga Dukuh Kulon, RT 09A, Karangasem, Tanon, Sragen, Minggu (22/5/2016). Akibat kecelakaan itu, pengendara motor tewas setelah dilarikan ke rumah sakit, sementara atap emperan rumah warga ambruk.

Advertisement

Informasi yang dihimpun Solopos.com di lokasi, Senin (23/5/2016), peristiwa itu terjadi sekitar pukul 13.00 WIB. Sebuah mikrobus berpelat nomor  W 7496 NA yang dikemudikan Masdukan, 63, warga Banjarejo, Karangtengah, Kandangan, Kediri, melaju dengan kecepatan tinggi dari arah barat. Sesampainya di jalan menurun atau di sebelah Makam Karangasem, mikrobus sarat penumpang dari Jakarta itu tiba-tiba oleh ke kanan. Mikrobus itu mengabrak pengendara motor Honda Supra berpelat nomor AD 3366 QY, Sularto, 53, yang melaju dari arah berlawanan. Mikrobus itu hilang kontrol sehingga memasuki halaman rumah warga dan menabrak emperan rumah hingga membuat atap ambruk.

”Saat kejadian, rumah saya dalam kondisi sepi karena kami tinggal makan di warung. Saya baru tahu rumah saya sudah hancur sepulang dari makan,” ujar Dono, 65, pemilik rumah saat ditemui Solopos.com di lokasi.

Mikrobus itu berhenti setelah menghancurkan emperan rumah Dono. Atap emperan rumah itu ambruk setelah beberapa pilar diterjang mikrobus. Belandar, usuk, reng dan genting masih berada di permukaan tanah. Akibat kejadian itu, Dono mengaku mengalami kerugian sekitar Rp5 juta.

Advertisement

”Sebagian besar genting sudah hancur. Saya belum sempat memperbaikinya. Sementara kalau mau masuk rumah ya lewat pintu samping,” terang Dono.

Sementara itu, akibat kecelakaan itu, wajah Sularto sampai sulit dikenali. Dia mengalami luka robek pada kaki kanan, memar di kepala, darah keluar dari telinga. Dia tak sadarkan diri di lokasi. Warga kemudian membawa Sularto ke RS Yakssi Gemolong, namun karena lukanya terlalu parah, dia akhirnya dirujuk ke RS PKU Muhammadiyah Solo.

”Saat dibawa ke RS, kondisi dia sudah kritis. Dia menghembuskan napas terakhir sesaat sebelum diperiksa dokter di RS PKU Muhammadiyah,” terang Sudirjo, adik dari Sularto saat ditemui Solopos.com seusai pemakaman korban.

Advertisement

Sudirjo menjelaskan peristiwa itu terjadi setelah kakaknya baru saja membeli minyak goreng di Pasar Brumbung. Dia membawa minyak goreng dengan wadah jeriken. ”Dia memang sudah biasa membeli minyak goreng di Pasar Brumbung. Minyak itu biasa digunakan untuk menggoreng kerupuk,” jelas Sudirjo.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif