Jogja
Minggu, 22 Mei 2016 - 08:50 WIB

PRESTASI REMAJA : Ternyata, Jam Tangan JKW Dibuat dari Limbah Kayu Mebel

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Iyos Pramana Putra, pria asal Madigondo, Sidoharjo, Samigaluh menunjukkan jam tangan karyanya. (Sekar Langit Nariswari/JIBI/Harian Jogja)

Prestasi remaja ini membanggakan, ia membuat jam tangan dan berbagai produk lain dari limbah kayu mebel

Harianjogja.com, KULONPROGO- Jam tangan kayu yang diberi nama jam JKW dan selanjuutnya akan diganti menjadi Jam Kulonprogo, dibuat dari limbah kayu mebel.

Advertisement

Jam kayu kreasi Iyos Pramana Putra, pria asal Madigondo, Sidoharjo, Samigaluh ini semakin tenar beberapa waktu belakangan. Meski sudah lama dipasarkan secara luas melalu jejaring sosial media, namun kini jam ini sudah merambah mancanegara.

Bukan tak beralasan, semua produknya berasal dari kayu-kayu kualitas wahid meski merupakan sisa dari mebel milik ayahnya. Tercatat, Iyos pernah mengolah kayu Sonokeling, Jati, Mangir, dan Mahoni.

Kayu dengan berbagai ukuran tersebut dipilih yang sesuai dengan kebutuhan dan bentuk produk yang akan dibuat. “Kita pilih yang serat kayunya sesuai,” ujarnya sembari mengerjakan bagian akhir pembuatan kacamatanya, Jumat (20/5/2016).

Advertisement

Jika serat kayunya sesuai maka kayu tersebut akan dipotong sesuai dengan pola berdasarkan desain. Semua pemotongan tersebut dilakukan manual dengan tangan.

Ketika ditanya kenapa tidak menggunakan mesin, menurutnya menggunakan mesin membuat hasilnya tidak sesuai kebutuhan. Bentuk potongannya pun kurang menarik bagi jam dan kacamatanya.

Setelah potongannya sesuai, baru kemudian dirakit sesuai dengan desain. Kadangkala, adapula yang harus diukir terlebih dahulu. Setelah itu, baru kemudian dipelitur agar warna kayunya tahan lama. Uniknya, sebuah kacamata tanpa ukiran bisa diproduksi dalam waktu selama 1 jam sedangkan jam butuh waktu jauh lebih lama sekitar 5-7hari.

Advertisement

Setiap produknya dibanderol harga yang berbeda-beda sesuai dengan bentuk dan kerumitannya. Meski dibuat dari kayu berkualitas, Iyos tidak menerapkan harga sesuai dengan jenis kayunya. Jam tangan kayu diberi harga berkisar Rp600.000-Rp800.000 sedangkan kacamata mulai dari harga Rp200.000-Rp1juta.

Meski sedang menikmati kesuksesannya, Iyos mengaku khawatir jika jumlah pesanan terus meningkat. Pasalnya, jumlah SDM yang terbatas membuat kuantitas produksi juga terbatas. Terlebih lagi, dalam prosesnya, pemotongan kayu tidak bisa dilakukan dengan mesin untuk mendapatkan kualitas yang mumpuni.

Saat ini, ia sedang kewalahan memproduksi pesanan 70 buah jam yang akan dikirim ke Benua Eropa. “Mungkin setelah makin banyak harus kita cari caranya,” ucapnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif